BUS-TRUCK – Dalam seminggu ini muncul polemik di pengguna angkutan bus dalam kota di Yogyakarta dan Pulau Bali. Karena kedua wilayah itu menghentikan sementara beroperasinya bus-bus ukuran medium yang tadinya beroperasi rutin.
Polemik itu nampaknya akan berakhir setelah Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menyatakan bahwa pengelolaan Teman Bus di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Bali beralih ke pemerintah daerah (pemda) masing-masing per Januari 2025.
"Pengelolaan pengembangan angkutan umum massal perkotaan berbasis jalan dengan skema Buy The Service (BTS) di wilayah Provinsi Bali dan Provinsi DI Yogyakarta beralih ke pemerintah provinsi setempat terhitung per Januari 2025," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Hubdat Kemenhub, Ahmad Yani, dalam keterangan di Jakarta pekan ini (1/1).
"Berdasarkan kesepakatan bersama antara Ditjen Hubdat dengan Pemerintah Daerah tentang Perencanaan, Pembangunan, dan Pengoperasian Angkutan Umum Perkotaan bahwasanya jangka waktu pelaksanaan kesepakatan bersama berlaku selama 5 tahun terhitung sejak tahun 2019 yang berakhir pada tahun 2024," kata Ahmad Yani menerangkan.
Sejak awal munculnya layanan tersebut hingga tahun 2024, Ditjen Hubdat Kemenhub telah memberikan stimulus berupa subsidi pada layanan Teman Bus di 11 kota, yaitu Kota Denpasar, Medan, Palembang, Yogyakarta, Surakarta, Banjarmasin, Makassar, Bandung, Surabaya, Banyumas, dan Balikpapan dengan total sebanyak 45 koridor.
Kemudian, dia menjelaskan kota-kota yang telah berakhir nota kesepakatannya saat ini, yakni Denpasar, Medan, Palembang, Yogyakarta, Surakarta, Makassar, Bandung, dan Banjarmasin.
"Beberapa pemerintah daerah telah mengambil alih layanan BTS Teman Bus ini, seperti di Kota Surakarta sebanyak tiga koridor serta Kota Banjarmasin, Medan, dan Bandung seluruh koridornya telah dikelola oleh pemda setempat," katanya lagi.
Khusus Pemda Provinsi DI Yogyakarta dan Bali, pihak Ditjen Hubdat juga telah melakukan audiensi berkaitan dengan keberlanjutan program Buy The Service serta berkorespondensi resmi terkait rencana pelaksanaan program BTS 2025 di wilayah perkotaan Sarbagita dan Yogyakarta.
Sesuai nota kesepakatan, kata Yani lagi, tentunya Pemerintah Provinsi Bali dan Yogyakarta diharapkan dapat meneruskan layanan tersebut sebagai bentuk komitmen penyediaan angkutan massal perkotaan kepada masyarakat.
"Kami berharap masing-masing pemda dapat memaksimalkan anggarannya untuk penyelenggaraan angkutan massal perkotaan ini dan juga bisa lebih menyosialisasikan kepada masyarakat terkait kesadaran untuk menggunakan angkutan umum," ungkap Yani lagi.
Trans Metro Dewata sementara diganti Trans Sarbagita
Seiring dengan munculnya petis dari sejumlah anggota masyarakat soal berhentinya operasional Trans Sarbagita, Dinas Perhubungan (Dishub) Bali untuk sementara menggantikan layanan Trans Metro Dewata (TMD) dengan bus Trans Sarbagita.
di Denpasar, Kamis, mengatakan pengalihan ini buntut dari penghentian sementara layanan Trans Metro Dewata sejak Rabu (1/1) kemarin.
“Guna mengisi kekosongan layanan, mulai tanggal 2 Januari 2025 pukul 06.00 Wita beberapa koridor dari bus Trans Metro Dewata sementara akan dilayani oleh bus Trans Sarbagita,” kata Kepala Dishub Bali, IGW Samsi Gunarta, dalam ketarangannya di Bali (2/1).
Samsi menyampaikan, hal yang berbeda dari Trans Metro Dewata adalah jumlah koridor yang dilayani, dimana TMD selama ini melayani enam koridor sementara Trans Sarbagita saat ini disiapkan untuk dua koridor pulang pergi.
Adapun jalur Trans Metro Dewata pulang pergi yaitu Sentral Parkir Kuta-Terminal Pesiapan, Terminal Ubung-Bandara Ngurah Rai, Terminal Ubung-Icon Mal Bali, Terminal Ubung-Monkey Forest, Sentral Parkir Kuta-Politeknik Negeri Bali, dan Sentral Parkir Kuta-Sentral Parkir Nusa Dua.
“Rute pelayanan (Trans Sarbagita) sementara hanya dua koridor yaitu GOR Ngurah Rai-Terminal Pesiapan pulang pergi via Terminal Ubung dan Terminal Mengwi, dan koridor GOR Ngurah Rai-Politeknik Negeri Bali via Sentral Parkir Kuta,” jelas Samsi lagi.
Pihak Dishub Bali saat ini juga telah membekali pramujasa Trans Sarbagita aplikasi Mitra Darat, yaitu sistem yang mengatur pergerakan Trans Metro Dewata sehingga halte pemberhentian mereka akan mengikuti TMD biasanya.
Pengguna transportasi umum ini juga akan dikenakan biaya layanan yang sama dengan Trans Metro Dewata yaitu Rp4.400 dan ada biaya khusus bagi pelajar, lansia, dan penyandang disabilitas. (EW)
Baca juga: Pemkab Bekasi Rilis Armada Pengumpan Biskita Trans Wibawa Mukti
Baca juga: Pemerintah Daerah Perlu Bikin terobosan Angkutan Massal