BUS-TRUCK - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah operasi (Daop) 8 Surabaya menempuh jalur hukum pasca insiden tabrakan antara KA Commuter Line Jenggala (KA 470) dan truk bermuatan kayu di jalur perlintasan langsung (JPL) 11 antara Stasiun Indro-Stasiun Kandangan di Gresik, Jawa Timur (8/4).
Manajer Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, dalam keterangannya di Gresik (9/4), mengatakan bahwa insiden yang dipicu kelalaian pengemudi truk milik PT Garuda Trans itu, diduga melanggar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
Berdasarkan laporan dari kondektur KA 470, insiden terjadi ketika truk muatan kayu menerobos perlintasan sebidang tanpa memperhatikan keberadaan kereta api yang sedang melintas.
Namun, asisten masinis yang bertugas dalam perjalanan tersebut, Abdillah Ramdan, akhirnya meninggal dunia.
Baca juga: Tahun 2024 Ribuan Kecelakaan Di Jawa Tengah Libatkan Truk
Baca juga: Perhatian, Jalur Kereta Api Harus “Steril”!
Sementara itu, sebanyak 130 penumpang kereta dinyatakan selamat dan dievakuasi ke Stasiun Pasar Turi dan Sidoarjo menggunakan KA pengganti usai kejadian tersebut.
"Kami membawa ke ranah hukum dengan berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Sebab, ini bukan hanya kerugian operasional, tapi juga menyangkut nyawa petugas kami yang meninggal dunia," kata Luqman lebih lanjut. Seperti dikutip dari Antara.
Selain itu, Luqman Arif menjelaskan bahwa pihaknya mendorong kepada pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait untuk menutup perlintasan liar dan membangun jalan layang.
Bulan September tahun 2024, PT Kereta Api Indonesia juga pernah memproses hukum pramudi truk yang tertabrak kereta api (KA) KA New Livery Taksaka karena menerobos pintu di Perlintasan Sebidang (JPL 714) antara Stasiun Sentolo - Stasiun Rewulu, Bantul, Yogyakarta (25/9).
Peristiwa kecelakaan yang terjadi pada pukul 03.52 WIB itu bermula ketika sopir truk dengan pelat nomor B 9240 UIQ tidak mengindahkan sirene atau isyarat bahwa kereta api akan lewat.
Beberapa bulan sebelumnya, di bulan April (21/4), PT KAI juga melakukan proses hukum atas kecelakaan yang melibatkan sebuah bus pariwisata dengan KA Rajabasa di pelintasan Way Pisang, Martapura, Oku Timur, Sumatera Selatan mengakibatkan bus terseret sekitar 50 meter.
Kejadian fatal itu akibat pemegang setir bus pariwisata itu tidak mengindahkan sinyal palang pintu yag sudah berbunyi dan kereta api juga sudah membunyikan klaksonnya berulang kali hingga terjadinya benturan di antara keduanya. (EW)