Daihatsu Hijet merupakan salah satu bagian dari sejarah transportasi niaga di Indonesia. Di negara asalnya, Jepang, Hijet sudah dikenal sejak tahun 1960, namun di Indonesia kendaraan berukuran mikro ini baru pada generasi III masuk Indonesia secera CBU pada 70-an sebagai kendaraan bantuan dari Jepang.
Mobil mungil berkode S37 ini berbekal mesin dua langkah, 2 silinder, segaris, berkapasitas 356 cc. Keberadaannya cukup langka dan beredar hanya di instansi yang mendapatkan bantuan saja.
Generasi IV berkode S38 mulai resmi mengaspal di Indonesia, pada 1973 di bawah kendali Astra Daihatsu. Si imut yang sohor sebagai 'Daihatsu Tuyul' ini dikirim bulat-bulat dari pabrik Daihatsu di Kyusu, Jepang.
Namun pada 1977, produk ini masuk ke pasar dalam negeri dengan cara Semi-Knock Down (SKD) dan sekaligus jadi mobil pertama rakitan Daihatsu di Indonesia. Mengenai spesifikasi mesin, tidak ada perbedaan dan masih mengusung mesin 2 silinder sama dengan S37. Keberadaannya sampai pada 1978 dan digantikan oleh model ‘hibrida’ racikan Indonesia.
Model hibrida yang dimaksud adalah Daihatsu 55 di mana model ini menggunakan sasis S60 yang diimpor dari Jepang namun punya desain bodi yang beda dengan bentuk mengotak. Generasi ini dianggap menjadi edisi khusus Indonesia karena mengikuti kebutuhan yang ada di tanah air, salah satunya harus bisa mengangkut beban lebih dari 350 kg.
Memasuki 1979, terdapat perubahan pada sasis yang lebih lebar, kabin lebih lega dan mesin lebih besar dengan mengkaryakan mesin 4 tak 3 inline 550 cc. Dikenal sebagai Hijet 55 Wide yang mampu menampung tiga penumpang di bagian kabinnya.
Model ini kemudian banyak dialihfungsikan sebagai kendaraan penumpang station wagon yang dibuat oleh bengkel karoseri. Sementara Daihatsu Indonesia hanya menjualnya dalam bentuk pikap.
Pada tahun 1983, muncul pilihan mesin 3 silinder 1.000 cc pada tipe hibrida ini sedangkan perubahan lainnya nampak pada pelek dengan empat baut dan terdapat beberapa upgrade yang sifatnya kosmetik.
Model ‘1000 Wide’ ini hanya bertahan satu tahun saja dan kemudian digantikan posisinya oleh Daihatsu 1000 berkode bodi S65 tahun 1984 yang punya desain dan konstruksi yang berbeda dan lebih stylish.
Model pengganti ini sekilas bentuknya nyaris sama dengan versi Jepang walau bodinya lebih panjang. Mesin masih menggunakan lungsuran dari model sebelumnya.
Di tahun 1987 muncul pengganti Hijet 1000 yang kenal sebagai Hijet Zebra dengan kode S89. Model ini sepenuhnya mengalami perubahan baik dari konstruski maupun desainnya namun masih setia dengan mesin lawas 1000 cc. Model ini mengambil basis desain Hijet Wide versi Jepang yang hadir setahun sebelumnya.
Berbeda dengan model-model sebelumnya, untuk pertama kalinya Daihatsu menawarkan varian minibus yang digawangi langsung oleh Astra Daihatsu yang dikenal sebagai Astrea. Bentuk desainnya kental sekali dengan minibus versi Jepang yang dikenal sebagai Daihatsu Atrai.
Pada Daihatsu Hijet Zebra ini nama Hijet dihapus di Indonesia. Generasi penerusnya yakni S90 dan S91 telah menanggalkan nama Hijet dan hanya menyisakan nama Zebra saja sebagai lini produknya.
Nama Hijet tenggelam tidak pernah terpakai lagi sampai saat ini, kendati telah melahirkan banyak varian pikap lain mulai dari Zebra, Espass, Gran Max dan juga Hi-Max