Bulan November ini jadi saat yang bersejarah bagi pabrikan mobil asal Jepang, Daihatsu. Di mana mereka merayakan ulang tahun ke-60 dari model niaga legendarisnya, Hijet.
Ditilik dari sejarahnya, Hijet yang keluar tahun 1960 merupakan kelanjutan dari kendaraan niaga Daihatsu lainnya, yakni Midget yang dikenal di Indonesia sebagai Bemo.
Menariknya generasi awal Hijet yang berkode L35 dan L36 ini masih memakai bonnet. Mesinnya 356 cc 2-tak pendingin udara dengan tenaga 17 PS sebagai bagian regulasi kei car di Jepang saat itu.
Berlanjut ke tahun 1970, hadir generasi ke-4. Model ini sempat masuk ke Indonesia dalam sosok CBU yang dipasarkan mulai 1973. Bentuknya yang membulat menjadikannya tenar dengan sebutan Daihatsu Tuyul. Mesinnya masih 356 cc 2-tak.
Di tahun 1977 Hijet terus berkembang hingga generasi ke-5. Julukannya Hijet 55. Secara tampilan versi JDM-nya berbeda dari model di Indonesia. Ini karena khusus Hijet 55 di Indonesia hadir lebih kotak dan kaku.
Jangan salah, versi Indonesia yang bersasis Hijet S60 dari Jepang masuk dalam bentuk Semi-Knock Down dan memiliki kekuatan angkut 350 kg. Tak heran jika Anda yang lahir sebelum tahun 90-an mungkin sempat menaikinya dalam sosok angkot atau minibus.
Maklum mulai model tersebut mulai banyak dirombak sebagai kendaraan penumpang oleh karoseri lokal di Indonesia. Sedangkan di Jepang, Hijet 55 Wide sudah memiliki varian van dari pabrikannya. Mesin di varian ini sudah 4-tak 547 cc.
Memasuki tahun 80-an, ada Hijet generasi ke-6 yang dikenalkan 1983. Mobil ini juga masuk ke Indonesia dengan julukan Hijet 1000. Pasalnya mesin di versi yang masuk ke Indonesia sudah bervolume 1.000 cc dengan 3-silinder.
Menariknya, secara tampilan Hijet 1000 desainnya tetap mempertahankan tampang yang ada di Jepang. Bukan lagi desain 'mandiri' serbakotak yang ada di Hijet 55. Tetapi sama seperti pendahulunya, Hijet 1000 tetap ditawarkan dalam bodi dari karoseri lokal.
Berlanjut ke generasi tujuh, di Jepang hadir mulai tahun 1987. Di Indonesia juga hadir dengan tampilan yang sama. Mesinnya tetap mengandalkan 1.000 cc.
Sayangnya, di versi ini emblem Hijet digusur dengan Zebra. Dari model ini kemudian berkembang jadi Zebra Astrea bermesin 1.300 cc, lalu Espass hingga Gran Max.
Beralih ke Jepang, Hijet masih bertahan dan disempurnakan di tahun 1992 dengan generasi ke-8 yang kini bermesin 659 cc turbo charger. Di model ini juga versi Hijet Double Deck AWD dikenalkan.
Di tahun 1998, generasi sembilan dari Hijet meluncur. Tampilannya futuristik. Uniknya untuk varian van tak lagi memakai mesin di kolong, melainkan di depan.
Untuk desainnya dilakukan oleh rumah desain kenamaan Italdesign Giugiaro. Rumah desain yang menggarap Ferrari GG50 dan Lancia Delta.
Generasi ke-10 dari Hijet terbilang unik pengembangannya. Karena di tahun 2002 hadir versi vannya. Tapi baru tahun 2011 baru lahir lagi generasi sepuluh dari varian pikap.
Dan model ini sempat masuk ke Indonesia yang sayangnya beremblem Hi-Max. Sehingga nama Hijet benar-benar ditinggalkan di Indonesia. Meski model ini tetap berkembang di Jepang.