OTODRIVER - PT PLN (Persero) beberapa waktu lalu (24/4), menyebutkan berdasarkan catatan bulan Maret 2025 bahwa total jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) untuk kendaraan roda empat telah mencapai 3.772 unit di seluruh wilayah Indonesia.
Hal itu diutarakan oleh VP Perencanaan dan Strategi Pengembangan Produk Niaga PLN, Rudiana Nurhadia, saat acara RE Invest Indonesia 2025 dengan tema "Indonesia as the Next EV Production Hub" yang diselenggarakan Tenggara Strategics dan Centre for Strategic dan International Studies (CSIS) Indonesia di Jakarta, (24/4).
Rudiana juga menyebutkan seperti dikutip dari Antara, ada ribuan SPKLU roda empat itu tersebar di 2.515 lokasi dengan rincian Jawa 2.667 SPKLU di 1.645 lokasi, Sumatera 442 SPKLU di 364 lokasi, dan Kalimantan 217 SPKLU di 170 lokasi.
Selanjutnya, di wilayah Sulawesi 148 SPKLU tersebar pada 125 lokasi, Bali dan Nusa Tenggara 246 SPKLU di 167 lokasi, Maluku 25 SPKLU di 25 lokasi, serta di seluruh area Papua 27 SPKLU di 19 lokasi.
Belum lagi jumlah home charging yang terintegrasi dengan sistem PLN sampai saat ini sudah ada 33.086 unit.
Jika ikut menghitung SPKLU untuk motor akan ada tambahan jumlah 9.956 unit sampai bulan Maret 2025. Belum lagi sudah ada stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) atau swap station yang juga telah terbangun sebanyak 2.240 unit.
Berbekal jumlah unit pengisian ulang daya listrik itu telah berhasil membuat penjualan mobil listrik di Indonesia mencapai 16.400 unit berdasarkan data Gaikindo bulan Maret 2025.
Nah, jika akan meningkatkan lagi secara signifikan penjualan mobil baru bertenaga listrik maka harus ada penambahan berapa lagi jumlah SKLU di Indonesia?
Head of Sales & Marketing PT Sokonindo Automobile (SA), Doni Putra Okten yang ditemui disela ajang Periklindo Electric Vehicle Show 2025 (PEVS) di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat (1/5) mengakui bahwa jumlah SPKLU saat ini memang masih perlu ditambah lagi secara signifikan.
Itu jika memang ingin mengejar target pemerintah soal keberadaan dua juta mobil listrik di tahun 2030.
Sebagai catatan, pemerintah juga sudah mencanangkan ada 60 ribu unit mobil listrik di tahun ini.
“Rasio SPKLU di Cina itu sudah satu banding satu, kalau mau ngejar kita bisa lihat untuk wilayah Jakarta sendiri rasionya sudah satu banding dua puluhan unit. Jadi memang belum mumpuni untuk keberadaan mobil listrik di area fasilitas umum,” sebut Doni.
Sejurus kemudian, berdasarkan pembicaran pihak PT SA dengan PLN, didapat informasi kalau pihak penyedia listrik milik negara itu akan mengejar rasio SPKLU di area umum pada level satu banding lima pada tahun 2030.
Apakah itu tidak terlalu lama pemenuhannya?
Doni menyebut bahwa rentang waktu itu memang dirasa ‘terlalu lama’. Namun ia juga mengisyaratkan bahwa perluasan unit isi ulang daya listrik di luar rumah tersebut merupakan kondisi yang paling memungkinkan untuk bisa diwujudkan di Indonesia.
Ditambahkannya lagi pihak PLN juga mengajak sejumlah mitra untuk membangun charging unit dengan skema waralaba. Hal ini juga diharapkan oleh Doni kalau skema itu akan membuat populasi pengisian daya listrik di fasilitas umum bisa lebih banyak dan dipercepat lagi pembangunannya. (EW)