Emisi Gas buang yang dikeluarkan kendaraan bermotor melalui knalpot berperan besar terhadap pencemaran udara. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor juga memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan polusi udara.
Demi mengatur permasalahan tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) berencana memberikan pajak tambahan kepada setiap kendaraan bermotor yang melebihi baku mutu emisi gas buang.
Pengenaan pajak tambahan tersebut berlaku setelah regulasi rampung. Kebijakan ini, nantinya merupakan turunan atau lanjutan dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2017.
Kebijakan ini akan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20 tahun 2017, kendaraan bermotor roda empat yang baru diproduksi harus memenuhi standar emisi Euro 4.
Untuk itu, pemerintah memperketat baku mutu emisi bagi kendaraan yang sudah beroperasi lama. Dengan begitu, upaya menekan polusi udara dilakukan berbagai cara di antaranya tidak hanya melalui kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum.
Perlu diketahui, uji emisi tersebut wajib dilakukan khususnya untuk kendaraan yang umur atau masa pakainya sudah melebihi tiga tahun. Untuk wilayah Jakarta sendiri, sudah ada banyak lokasi uji emisi.
Hasil uji emisi kendaraan sendiri juga memiliki masa berlakunya sendiri. Saat ini, aturannya sudah direvisi menjadi satu tahun. Hal ini diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 66 Tahun 2020. Pergub tersebut mengatur tentang masa berlaku uji emisi, pelaksanaan, serta biayanya.
Rinciannya terdapat pada Pasal 3 Ayat 2 dimana wajib uji emisi gas buang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun yang dilaksanakan di Tempat Uji Emisi dan dilakukan oleh Teknisi Uji Emisi. Selanjutnya, hasil pelaksanaan direkam dalam sistem Informasi Uji Emisi, dan untuk biaya uji emisi gas buang dibebankan kepada pemilik Mobil Penumpang Perseorangan dan Sepeda Motor.
Dalam pengujian emisi sendiri dilakukan dengan cara yang cukup sederhana. Pertama, petugas memasangkan alat pendeteksi gas pada knalpot kendaraan. Mesin harus dalam keadaan hidup saat pengujian berlangsung.
Ada sejumlah hal yang harus diperhatikan, yaitu walaupun mobil berada dalam posisi hidup, alat-alat pada mobil harus mati. Misalnya, radio, AC, hingga lampu.
Sisa pembakaran ini sangat berbahaya, karena di dalam emisi mengandung cukup banyak zat yang berbahaya, diantaranya:
1. CO (Karbon Monoksida), gas ini tidak memiliki warna dan bau. Akan tetapi gas ini sangat beracun kalau sampai terhirup manusia. Akibat paling fatal akan mengakibatkan pingsan hingga meninggal.
2. CO2 (Karbon Dioksida), gas ini memiliki dampak yang sangat berbahaya karena sangat berpengaruh terhadap pemanasan global.
3. NOX (Nitrogen Oksida), gas ini dapat mengakibatkan gangguan saluran pernafasan dan sangat perih di mata.
4. HC (Hydrocarbon), gas ini berasal dari pembakaran yang tidak sempurna di dalam mesin mobil, jadi di dalam gas ini masih terdapat sisa-sisa uap bensin yang tidak terbakar dan keluar lewat knalpot.