OTODRIVER - Pada awal November nanti Pemrpov DKI Jakarta kembali akan melakukan tilang uji emisi demi menurunkan angka polusi, kendaraan listrik juga dinilai sebagai cara ampuh menghadirkan udara bersih.
Namun, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang menyebut emisi karbon yang dihasilkan oleh mobil listrik lebih tinggi ketimbang kendaraan hybrid maupun internal combution engine atau ICE.
"Datanya mengatakan bahwa per unit karbon yang dihasilkan oleh EV itu lebih tinggi daripada hybrid dan lebih tinggi dari pada ICE karena sumber energinya masih dari fosil,” ujar Agus di JW Marriot, Rabu (11/10).
"Sebetulnya kontribusi karbon yang berasal dari sektor industri itu 15-20 persen dari total emisi atau karbon yang ada di nasional." ujar Agus.
Jadi secara tidak langsung, emisi karbon yang dihasilkan bukan dari proses kendaraan listrik saat digunakan. Jika mobil bensin mengeluarkan polusi langsung dari sistem pembakaran tapi mobil listrik dari proses batubara yang menghasilkan emisi karbon.
Selain itu, semakin berkembangnya mobil listrik di dunia, ke depan pastinya banyak baterai lithium ion besar yang sudah habis masa pakainya dan perlu dibuang. Baterai yang dipasang hari ini akan mencapai akhir masa pakainya dalam 15-20 tahun.
"Baterai mobil listrik berdasarkan data yang saya, bisa tahan hingga 20 tahun. Kalau pemakaian harian 50-70 km, penggunaan baterai mobil listrik ini tetap kuat bisa sampai 20 tahun. Ya mungkin memang ada penurunan kualitas daya, namun tetap kuat," kata Product Expert Assistant Manager. PT. Hyundai Motors Indonesia Bonar Pakpahan. (GIN)