Transmisi otomatik semakin memasyarakat di Indonesia. Kenyamanan dan kepraktisan jadi penyebab diliriknya mobil dengan dua pedal ini. “Pakai mobil dengan transmisi matic lebih simple dari pada mobil bertransmisi manual dan orang tak lagi merasa takut dengan girboks matic mengenai perawatannya,” terang Suparno dari Putera Magetan Matic di bilangan Jatiwaringin Pondok Gede, Bekasi.
Jenis girboks otomatik yang paling populer adalah transmisi otomatik konvensional (dengan torque converter) dan CVT (Continuously Variable Transmission). Bahkan belakangan kru OtoDriver kerap mendapat pertanyaan dari pembaca, "Apa bedanya matic CVT dan konvensional?" "Mana yang lebih bagus?".
Berikut kita jabarkan kelebihan dan kekurangan keduanya.
1. Transmisi otomatik torque converter
Keunggulan:
a. Lebih mudah perawatannya
b. Masih memberikan kesan fun to drive dengan hentakan yang lebih terasa
c. Komponen pengganti (spareparts) lebih mudah didapat
Kekurangan:
a. Entakan perpindahan gigi masih terasa, sehingga kurang nyaman bagi penumpang
b. Nyaris tidak memiliki engine brake
c. Cenderung lebih boros dalam konsumsi bahan bakar
2. Transmisi CVT
Keunggulan:
a. Perpindahan gigi cukup halus
b. Memiliki engine brake yang lebih besar
c. Banyak pabrikan mengklaim CVT lebih hemat bahan bakar, karena mesin bisa berputar rendah di kecepatan tinggi
Kekurangan:
a. Tarikannya di kecepatan rendah kurang terasa
b. Lebih rumit dan berbiaya tinggi jika terjadi kerusakan
c. Tidak sekuat girboks AT torque converter terutama untuk melahap medan berat dan tanjakan
Demikianlah perbedaan antara matic konvensional dan CVT. Belakangan memang CVT diidentikkan dengan mobil yang lebih modern dan hemat bahan bakar. Dari sini kita sepakat untuk menyebut matic dengan teknologi CVT jauh lebih baik ketimbang tipe konvensional. Namun pada intinya keduanya menawarkan kenyamanan berkendara yang lebih baik ketimbang transmisi 3 pedal alias manual.