Menu


Terhubung Bersama Kami

OtoDriver logo Member of : Logo PT. Bintang langit Multimedia

Copyright © 2024. Bustruck.id. All rights reserved.
Beranda Mobility Bus

Kejadian Perdana 2024, Dua Orang Tewas Lagi Akibat Pengemudi Bus Gegabah Bermanuver Di Tol

Bus
Kamis, 4 Januari 2024 16:05 WIB
Penulis : Erie W. Adji


Setelah, di malam tahun baru ada kecelakaan tunggal terhadap sebuah bus akibat melaju terlalu cepat, pekan ini juga (3/1) ada kecelakaan yang ‘pelaku utamanya’ adalah bus.   

Dua orang meninggal dunia dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka dalam peristiwa kecelakaan lalu lintas di KM 567 ruas Jalan Tol Ngawi-Solo, Desa Bangunrejo Kidul, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Rabu.

"Kecelakaan tersebut melibatkan Bus PO Restu bernomor polisi N-7223-UF dan truk tronton bermuatan beton paku bumi," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Ngawi AKP M. Sapari, sebagaimana dikutip dari Antara.

BACA JUGA

Sesuai hasil olah TKP sementara, peristiwa kecelakaan itu berawal saat bus berisi rombongan guru dari Malang yang dikemudikan oleh Muhammad Basri (48) melaju dari arah Ngawi hendak berlibur ke Yogyakarta. Bus tersebut ingin mendahului truk tronton bermuatan beton paku bumi bernomor polisi B-9148-BEA yang dikemudikan oleh Suwignyo, warga Kabupaten Mojokerto.

"Rombongan guru tersebut berangkat dari Malang sebanyak tiga bus, namun ternyata salah satu bus mengalami kecelakaan," kata dia.

Sapari menjelaskan berdasarkan olah TKP, saat Bus Restu hendak mendahului truk tronton, diduga sopir bus terlalu mengambil haluan ke kiri sehingga menabrak bagian belakang truk dan mengenai muatan beton paku bumi.

Akibatnya sejumlah muatan beton tersebut terpelanting ke bagian depan truk hingga menyebabkan kabin kemudi truk hancur serta menimpa sopir dan kernetnya.

"Dugaan sementara kecelakaan ini karena kelalaian dan kurang hati-hatinya sopir Bus Restu karena mungkin kurang fokus dan menyebabkan kecelakaan menghantam bagian belakang truk," kata Sapari kemudian.

Semua penumpang bus sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Baca juga: Tabrak Belakang Truk, Masih Menjadi Momok Di Tol

Baca juga: Tiga Faktor Yang Bisa Menurunkan Angka Kecelakaan Di Jalan

Sementara itu, petugas gabungan polisi dan Jasa Marga sempat mengalami kesulitan dalam mengevakuasi bodi kedua kendaraan besar tersebut yang membutuhkan waktu lebih dari enam jam hingga siang hari.

Petugas juga membutuhkan bantuan kendaraan derek untuk mengangkat bodi kedua kendaraan serta beton paku bumi dari tepi jalan tol.

Kejadian ini bak mengingatkan lagi kejadian yang melibatkan bus Bhineka, Handoyo, dan yang termasuk masif adalah ‘adu kambing’ antara bus Eka dan Sugeng Rahayu. Semuanya terjadi tahun 2023.

Ketika pengemudi bus Restu ‘memutuskan’ untuk menyalip trun bermuatan beton itu dari kiri serupa dengan kejadian Eka-Sugeng Rahayu, pengemudi Sugeng Rahayu memilih banting setir ke kanan alih-alih melambatkan laju busnya atau bahkan melakukan pengereman.

"Pilihan bijak yang berawal dari sebuah kesalahan (menyalip dari kiri misalnya, Red) jelas bukan hal yang bijak. Dalam hal ini banyak kesalahan-kesalahan awal yang dilakukan driver karena pasti ada unsur melanggar batas kecepatan kendaraan, kedua driver tidak paham dengan "Smith System' terkait unsur keselamatan jalan dan ketiga soal attitude," jelas Catur Wibowo dari DSTC Defensive & Safety Driving Consulting saat dikontak waktu itu (16/12).

Untuk mengingatkan lagi, "Smith System" dengan lima kunci berkendara aman. "Jadi pastikan saat berkendara itu pandangan jauh ke depan, kedua, pengemudi mendapatkan gambaran luas, kemudian ketiga, biasakan mata Anda bergerak, dan yang keempat adalah siapkan jalan keluar yang paling aman, dan yang paling terakhir yaitu pastikan orang lain melihat kendaraan Anda," tegas pria yang berdomisili di kota Bandung, Jawa Barat itu.

Catur atau yang biasa dipanggil Ninot itu menyebutkan lagi bahwa lima unsur tadi bleh jadi tidak dilakukan sopir bus Restu. “Pengambilan keputusan (seperti menyalip, Red) harusnya diambil dengan memperhatikan efek keselamatan. Bukan memilih dua pilihan yang sama-sama merugikan dan menimbulkan korban," ujarnya waktu itu.  

Tak sekadar manuver menghindari obyek yang berpotensi menimbulkan kecelakaan, para sopir bus hendaknya juga memahami semakin besar kendaraan yang hendak disalip semakin besar pula potensi blindspot.

Prinsip dasarnya hanya tiga dan ini beririsan dengan kedewasaan dalam mengemudi yaitu penting atau tidaknya untuk menyalip, dibenarkan atau tidak posisi saat menyalip dan aman atau tidaknya saat hendak menyalip.

Baca juga: Banyak Driver Kendaraan Besar Tak Paham Cara Mengemudi...

Baca juga: Driver Bus Harus Hafal Setiap Karakter Jalan


Tags Terkait :
Transjawa Tol Kecelakaan Menyalip
Bagikan Ke :


Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otodriver.com. Mari bergabung di Channel Telegram OtoDriver, caranya klik link https://t.me/otodriver, kemudian join. Anda Harus install aplikasi telegram terlebih dahulu.


Serba-Serbi Berkendara Di Musim Hujan
Artikel Terkait


Berita
Cek Bus Pra Lebaran Di Terminal Kalideres

8 bulan yang lalu


Berita
Antisipasi Laka Bus, Ditjen Hubdat Lakukan Razia Bus Selama Long Weekend Ini

9 bulan yang lalu

Berita
Tiket Bus Akan Diberi Batas “Atas” Dan “Bawah”

9 bulan yang lalu


Bus
Januari Hitam Dunia Bus Indonesia

9 bulan yang lalu


Berita
Lagi Dan Lagi, Laka Bus Di Tol Karena Sopir Ngebut

9 bulan yang lalu

Berita
Lagi-Lagi Sopir Bus Ceroboh, Nyawa Penumpang Melayang

9 bulan yang lalu


Berita
Lagi, Bus Gagal Hindari Kendaraan Lain Di Tol Sebabkan Nyawa Hilang

9 bulan yang lalu


Bus
Kecelakaan Bus Tabrak Belakang, Umumnya Karena Driver Merasa ‘Jago Nyetir’…

10 bulan yang lalu


Terkini

Pikap
Chang li, Pikap ‘Terkecil’ Di Dunia Sudah Mengaspal Di Indonesia

33 menit yang lalu


Bus
Inilah Golongan Penumpang Yang Digratiskan Naik Transjakarta

1 jam yang lalu


Truk
Luar Biasa, Truk Rem Blong Minta Darah Lagi !!

4 jam yang lalu


Truk
Hino Serahkan Truk Seri 300 Untuk Universitas Negeri Yogyakarta

20 jam yang lalu


Bus
Ramp Check Bus Jawa Barat Jelang Nataru: Dilarang Ada Klakson “Telolet”

2 hari yang lalu