Bulan Januari 2024 setidaknya ada dua kecelakaan fatal yang melibatkan bus dan telah menyebabkan nyawa penumpang melayang. Pertama kecelakaan bus Restu di jalur tol Trans Jawa di area Ngawi (2 korban jiwa) dan yang terakhir adalah kecelakaan yang melibatkan bus pariwisata di lokasi yang tidak jauh berbeda serta ada dua korban jiwa.
Bus pariwisata yang mengangkut rombongan siswa dan guru dari SMAN 1 Sidoarjo mengalami kecelakaan di ruas jalan Tol Ngawi-Solo, Desa Ngale, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Berdasarkan keterangan dari Kasat PJR Polda Jatim AKBP Alex Sandy Siregar (18/1), kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 20.30 WIB yang melibatkan bus pariwisata rombongan dari SMAN 1 Sidoarjo bernomor polisi W-7473-UP dengan truk bernomor polisi L-8216-GE. Bus itu terguling keluar dari jalan tol setelah menghindari truk de depannya yang mengalami pecah ban. Sebagaimana dilansir dari Antara.
Karena jarak yang terlalu dekat maka sopir bus tidak bisa menghindari dan terjadi tabrakan. Akibat tabrakan tersebut, bus itu terguling dan keluar dari jalur tol.
Kepala Satuan LaLu Lintas Polres Ngawi AKP M Sapari, (19/1) mengatakan pihaknya telah memeriksa Riwiyono (55), sopir bus PO Pratama Putra yang membawa rombongan siswa SMAN 1 Sidoarjo. Selain itu, juga memeriksa Sukmo Asmoro (34) pengemudi truk pengangkut buah rambutan yang mengalami pecah ban.
Berkaca dari kejadian berulang yang melibatkan bus pariwisata yang sedang membawa rombongan, tidak ada salahnya kalau perlu lebih cermat lagi dalam memilih bus tanpa tergiur sodoran harga sewa yang ‘miring’.
Sebagaimana tercantum dalam laman resmi trac.astra.co.id, cek latar belakang pemilik bus seperti reputasi penyedia layanan sewa bus, kapasitas bus, fasilitas hingga harga yang ditawarkan buknalah hal yang aneh. Namun ada satu hal yang acap terlupa, paling tidak jarang ditanyakan, yaitu terkait dengan kemampuan para pengemudi bus.
Peran pengemudi di dalam perjalanan, bauik untuk rute regular maupun non reguler, sejatinya jadi salah satu penentu perjalan bisa dilakukan dengan aman, sekaligus nyaman. Karena dari seorang pengemudi setidaknya ada tiga hal yang patut diyakini sebelum melakukan perjalanan.
Pertama, kemampuan mengemudi, sebab mengemudikan bus wisata tentu berbeda dari mengemudikan mobil biasa. Ukuran bus yang besar membutuhkan keahlian tersendiri, oleh karena itu umumnya para pengemudi bus harus memiliki surat izin mengemudi yang khusus digunakan untuk mengendarai kendaraan besar.
Adanya pengetahuan soal kemampuan defensive driving minimal bisa mengurangi potensi tidak akuratnya cara mengemudi dari sopir. Karena mereka yang pernah mendapatkan pembekalan soal ini berpotensi punya dua orientas selama berkendara, keselamatan sekaligus kenyamanan.
Hal kedua, mengutamakan pelayanan prima, ini merupakan kegiatan ‘ di bawah sadar’ yang merupakan hasil pembekalan yang instensif soal memberikan pelayanan terhadap penumpang. Pelayanan prima tak sekadar memenuhi standar kualitas yang menjadi patokan, namun juga bisa memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan, dalam hal ini penumpang.
Terakhir, pastikan kondisi kesehatan pengemudi, perusahaan pemilik armada bus wajib memperhatikan kondisi kesehatan para pengemudinya secara intensif dengan melakukan tes kesehatan secara rutin.
Baca juga: Kecelakaan Bus Tabrak Belakang, Umumnya Karena Driver Merasa ‘Jago Nyetir’…
Baca juga: Lagi-Lagi, Driver Bus Ceroboh Dalam Mengemudi Di Jalan Tol