OTODRIVER - Cina merupakan pasar raksasa otomotif dunia pada saat ini. Hampir semua pabrikan hadir untuk merebut simpati pasar otomotif terbesar di dunia ini. Tak terkecuali merek-merek asal Amerika, seperti Chevrolet, Cadillac, Ford dan lainnya.
Ketegangan antara Cina-Amerika Serikat salah satunya adalah perang dagang membuat bisnis mobil Amerika menjadi lebih berat.
Namun di luar masalah perang dagang tersebut, ternyata Chevrolet menghadapi masalah pelik lainnya. Bahkan hal tersebut membuat penjualan ‘the bow tie’ kocar-kacir sebelum perang dagang Cina-AS meruncing. Chevrolet pun terancam terdepak dari pasar China.
Menurut laporan dari media Tiongkok Zaker, Chevrolet telah menunda tiga proyek besar tanpa batas waktu, yang semuanya masih dalam tahap praproduksi.
Proyek-proyek ini, yang secara internal dikenal sebagai C223, C1YC-2, dan D2UC-2 ICE, memiliki potensi yang signifikan. C223 dimaksudkan untuk menjadi SUV bertenaga listrik, C1YC-2 direncanakan menjadi SUV andalan bermesin konvensional dan D2UC-2 ICE ditetapkan sebagai versi baru dari Chevrolet Trailblazer. Namun, hingga saat ini, ketiga proyek tidak ada realisasinya.
Dari laporan yang sama, terungkap bahwa ada indikasi bahwa semua produk Chevy di Tiongkok akan segera berakhir.
Data dari Carnewschina.com, penjualan Chevy di China pada 2018 mencatatkan angka 641.320 kendaraan dan menguasai pasar 2,8%. Kemudian jualannya melorot jadi 512.455 unit di 2019 dan kembali longsor di 2022 dengan hanya membukukan 309.155 unit terjual. Di 2021, semakin buruk dengan 269.261 unit, kemudian 231.111 unit pada 2022 disusul 168.588 unit pada 2023. Tahun 2024 semakin suram dengan hanya membukukan 52.774 unit saja dan sepanjang empat bulan di 2025 hanya jualan 5.314 unit.
Meski begitu, General Motors sebagai payung Chevrolet belum resmi mengkonfirmasikan bahwa Chevrolet akan meninggalkan Tiongkok. Manager Umum SAIC-GM, Lu Xiao dilaporkan menepis rumor tentang hengkangnya merek yang didirikan oleh Louis Chevrolet dan Willian C Durrant di Detroid AS, 111 tahun silam tersebut. Lu menyebutnya sebagai berita palsu.
Maka jika kemudian Chevrolet benar-benar cabut dari Cina triger utamanya bukan dari kondisi perang dagang, tapi memang lebih tidak punya model baru yang mampu menyegarkan pasar Cina yang punya kompetisi yang ketat. (SS)