OTODRIVER - Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, mengatakan bahwa selain mobil listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) kendaraan ramah lingkungan lain seperti hybrid dan bioetanol dapat membantu Indonesia mencapai target menurunkan emisi pada 2030.
“Indonesia sangat luar biasa dan kaya energi, berpotensi tinggi mengembangkan bioetanol ke depan. Mobil hybrid dan bioetanol, salah satunya, dapat menjadi solusi menurunkan emisi di 2030,” katanya saat ditemui di salah satu fasilitas manufaktur Toyota di Karawang, Jawa Barat, pekan ini (5/9). Seperti dikutip dari Antara.
Bob menyebutkan banyak tantangan yang dihadapi Indonesia untuk dapat memenuhi target dunia mencapai emisi nol bersih (Net Zero Emission) pada 2060.
Namun untuk target yang lebih dekat, yakni pengurangan emisi karbon sebanyak 41 persen pada 2030, dapat didorong dengan kendaraan yang menggunakan energi ramah lingkungan lain, yakni hibrida dan bioetanol.
“Selain BEV kita juga punya sumber-sumber energi lainnya yang bersumber dari kekayaan alam yang sebenarnya bisa dieksplor lebih lanjut. Berbagai sumber energi ini dapat dikembangkan beriringan dengan BEV,” ujar Bob menjelaskan lebih lanjut.
Bob juga menyebutkan baik pihak produsen maupun industri akan selalu siap untuk mengembangkan penggunaan opsi energi ramah lingkungan tersebut pada kendaraan di Indonesia.
Toyota pun, lanjut Bob, telah bertahun-tahun mengembangkan berbagai kendaraan yang menggunakan alternatif energi EBT.
Selain itu, masih menurut Bob, agar akselerasi reduksi emisi secara paralel bisa dilakukan maka insentif terhadap mobil hybrid juga perlu diberikan.
Hal itu tidak lain untuk juga mendorong masyarakat mengadopsi kendaraan kombinasi bensin dan listrik tersebut, di tengah daya beli masyarakat yang terus menurun. Selain tentu untuk tujuan reduksi emisi itu sendiri. (EW)