OTODRIVER - Perusahaan Listrik Negara (PLN) yakin akan mampu melampaui target pembangunan 3.000 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) hingga akhir tahun 2024.
Hal itu diutarakan oleh Executive Vice President Divisi Pengembangan Produk Niaga PLN, Ririn Rachmawardini, dalam sebuah pemaparan di Jakarta pekan ini (10/12). “Kalau jumlah saat ini sudah ada 2.667 (SPKLU), ini bisa dilihat di (aplikasi) PLN Mobile yang jumlahnya diperbaharui terus, dan target kami di akhir tahun 2024 mungkin kita bisa mencapai di 3.000-an,” urainya.
Sementara untuk tahun depan, Ririn mengungkap bahwa PLN punya target penambahan 1.100 SPKLU menjadi total sekitar 4.300 unit hingga akhir 2025 yang tersebar di seluruh Indonesia.
Hingga saat ini, Ririn mengungkap ketersediaan SPKLU dibandingkan populasi EV di Indonesia mencapai satu banding 23.
Lebih lanjut, Ririn berharap ketersediaan SPKLU yang semakin luas dapat mengatasi kekhawatiran terbesar masyarakat Indonesia terhadap adopsi kendaraan listrik, yakni kehabisan baterai di tengah jalan.
“Berdasarkan survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga, keengganan atau kekhawatiran masyarakat dalam membeli kendaraan listrik itu paling awal adalah infrastruktur. Jadi diharapkan ini bisa menghilangkan kekhawatiran berkendara dengan kendaraan listrik,” ujar Ririn lebih lanjut. Seperti dikutip dari Antara.
Selain SPKLU, tahun ini PLN juga menargetkan pembangunan 2.182 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), 9.956 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan 14.524 Home Charging yang digunakan untuk pengisian daya kendaraan listrik.
Hingga Agustus 2024, PLN telah mengoperasikan total 1.582 unit SPKLU yang tersebar di 1.131 lokasi di seluruh Indonesia atau meningkat 157 persen dibandingkan semester I tahun lalu yang hanya sebanyak 616 SPKLU.
Jumlah penggunaan listrik SPKLU juga mengalami pertumbuhan hingga semester I tahun 2024, ditandai dengan konsumsi listrik yang meningkat sebesar 229 persen menjadi lebih dari 2.438,8 megawatt hour (MWh) dari sebelumnya sebesar 741,8 MWh di semester I tahun 2023.
Gandeng APM Mobil Listrik
Punya target 3.000 SPKLU hingga akhir tahun 2024 tentu membuat PLN perlu menggalang kolaborasi dengan berbagai pihak. “Kolaborasi ke semua pemangku kepentingan itu terus dilakukan, khususnya juga kami membantu bagaimana meyakinkan para investor untuk penyediaan SPKLU ini,” ungkapnya menegaskan.
Salah satunya menyediakan ragam kerja sama dengan swasta seperti Agen Pemegang Merek (APM) otomotif serta penyediaan program potongan harga untuk penanam modal SPKLU dilakukan untuk mendongkrak penyebaran SPKLU.
“Untuk mempercepat adopsi ini kita juga memberikan relaksasi kepada pengusaha berupa diskon 50 persen untuk biaya penyambungan mesin pengisian daya, kemudian kita juga koordinasi dan mengawal untuk tarif curah kepada penyedia charger ini,” jabar wanita yang memulai karir di PLN sejak tahun 2007 itu.
Ia memungkaskan bahwa hal ini bisa semakin mempercepat pertumbuhan penyediaan charger di Indonesia.”
Frekuensi ‘Ngecas’ di SPKLU naik lima kali lipat
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebutkan kendaraan listrik yang melakukan pengecasan di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) meningkat dalam lima kali lipat.
"Kami melihat bahwa jumlah transaksi di SPKLU, stasiun pengisian kendaraan listrik umum kami itu meningkat lima kali lipat per tahun," kata Dramawan dalam agenda rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, beberapa waktu lalu (2/12).
Peningkatan itulah yang mendorong PLN sudah bersiap untuk menambah jumlah SPKLU di dalam negeri, sehingga bisa mencukupi kebutuhan masyarakat di tahun 2025. "Maka di tahun 2025 ini kami sudah agak gemetaran ini, kalau meningkat lima kali lipat, kami sudah siap-siap memasang SPKLU di rest area dan di sekitarnya," ujar Darmawan lagi. Seperti dikutip juga dari Antara.
Upaya untuk menekan potensi antrean isi ulang daya listrik itu salah satunya didorong oleh peningkatan penggunaan kendaraan listrik salah satunya mobil listrik pabrikan asal Tiongkok di Indonesia.
Berdasarkan data PLN, peningkatan transaksi di SPKLU PLN terhitung sejak momen Lebaran tahun 2023 yang tercatat sebesar 2.500 transaksi. Sedangkan pada Lebaran tahun 2024 jumlah transaksi di SPKLU meningkat 5 kali lipat menjadi 12.600 transaksi.
Selanjutnya diproyeksikan oleh PLN pada lebaran tahun 2025 mendatang, transaksi di SPKLU akan mencapai 64.600 transaksi.
Di sisi penjualan listrik di SPKLU milik PLN juga tercatat terus meningkat. PLN menghitung penjualan listrik di SPKLU pada lebaran tahun 2023 sebesar 49 MWh. Kemudian meningkat hingga lima kali lipat pada lebaran tahun 2024 sebesar 253 MWh.
Sedangkan, proyeksi penjualan listrik SPKLU pada momen lebaran tahun 2025 juga akan meningkat lima kali lipat mencapai 1.340 MWh. (EW)