Selain mengeluarkan subsidi untuk kendaraan listrik, Pemerintah terus menekan efesiensi bahan bakar minyak (BBM). Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji, mengatakan, di tengah melonjaknya harga minyak dunia, dengan harga minyak mentah Pemerintah menjaga kestabilan harga BBM di dalam negeri melalui kebijakan subsidi dan kompensasi, sehingga harga BBM di bawah keekonomian yang tetap dapat dijangkau oleh masyarakat yang berhak.
"Ini merupakan bukti negara hadir untuk rakyat dan diharapkan agar subsidi yang diberikan dapat dinikmati oleh pihak yang berhak atau tepat sasaran," papar Tutuka dikutip dari migas.esdm.go.id, Selasa, (28/3).
Namun dalam penekanan konsumsi BBM tersbut, tidak pernah melibatkan produsen otomotif dalam upaya mengefisiensikan pemanfaatan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
Ia juga menambahkan, keterlibatan produsen otomotif juga perlu didukung oleh penerapan standar fuel economy seperti yang telah diterapkan di banyak negara.
"Misalnya, produsen otomotif harus memenuhi tingkat liter atau kilometer tertentu pada tiap kendaraan yang diproduksi. Standar ini kemudian perlu ditingkatkan seiring dengan berjalannya waktu," papar Putra.
Pasalnya, ketidakhadiran standar fuel economy membuat kendaraan ringan di Indonesia lebih boros dalam hal penggunaan BBM. Bila dibandingkan dengan India, penggunaan BBM kendaraan ringan di Indonesia lebih boros sekitar 30 persen sampai 40 persen.
"Kalau produsen otomotif kita coba dorong supaya membuat kendaraan mereka secara penggunaan BBM lebih efisien,” ujar Putra.