Jalan kembali ke kancah motorsport bagi Mitsubishi nampak begitu cemerlang. Setelah 12 tahun mati suri, akhirnya pada gelaran Asian Cross Country Rally (AXCR) 2022 menjadi bukti kembalinya kiprah Mitsubishi Ralliart ke ajang balap.
Uniknya prestasi gemilang Mitsubishi Ralliart ini justru datang dari kesederhanaan modifikasi yang dilakukan oleh tim yang dipimpin langsung oleh Hiroshi Masuoka, pembalap Tiga Berlian yang melegenda di Reli Dakar.
Dengan bermodal double cabin Triton semuanya bermula. Berdasarkan spesifikasi yang ada dibrosur, mesin 4N15 dengan isi silinder 2.442 cc mampu menelorkan daya 181 hp/3.500 rpm dan menghasilkan torsi sebesar 430Nm/2.500 rpm. Kinerja penenggak solar ini diakurkan dengan girboks manual 6 speed.
“Mesin bisa dikatakan hampir sepenuhnya standar. Turbo hanya dikulik sedikit dengan menggunakan retractor turbo berukuran 29. Walaupun sebenarnya di kelas T1 ini boleh melakukan modifikasi turbo dengan ukuran yang jauh lebih besar,” tutur Rifat Helmy Sungkar, pereli Indonesia yang dipercaya Ralliart untuk melakukan debut perdananya dalam kejuaraan cross country ini.
“Untuk engine management memang sudah diupgrade dengan menggunakan Motec, selebihnya standar bawaan pabrik,” sambungnya saat dijumpai di Buriram, Thailand beberapa waktu silam. "Dan ini berlaku sama dengan rekan satu tim kami, Chayapon Yotha (Thailand)," sambungnya.
“Menurut engineer kita, kinerja mesin sudah cukup baik dan kami lebih berfokus pada endurance supaya mesin tetap lebih awet untuk menyisir jalanan reli yang mencapai ribuan kilometer,” ungkap pria yang juga brand ambasador Mitsubishi di Indonesia ini.
Perhatian selanjutnya terdapat pada bagian kaki-kaki. Boleh dikata bahwa pihak Ralliart tidak banyak memoles kinerja kaki-kaki standar Triton. Sokbreker aftermarket bikinan Cusco dipercaya untuk mensuport kinerja suspensi doble wisbone standar kendaraan pada bagian depan dan per daun di bagian belakang.
Untuk pelek Ralliart mempercayakan pada produk Work dan diakurkan dengan ban Yokohama Geolandar MT. Sedangkan untuk rem menggunakan produk Endless pada keempat rodanya.
Kiat memangkas bobot kendaraan pun dilakukan, seperti mengganti kap mesin dan pintu-pintu dengan material serat karbon yang ringan. “Kaca samping pun diganti dengan bahan dari polycarbonate supaya bobotnya kian ramping. Namun enaknya, mobil ini tetap menggunakan AC jadi, masih ada nyaman-nyamanya sedikit,” kekehnya.
Walau demikian, Rifat mengatakan bahwa pemangkasan bobot tersebut seimbang dengan bobot rollbar yang dipasang di dalam kabin.
“Selain itu kami harus membawa sepasang ban serep, sebuah dongkrak buaya dan sebuah winch portable yang bisa dipasangkan depan maupun belakang kendaraan,” imbuh pembesut Xpander AP4 ini.
Selain gubahan di atas, mulai dari gardan, sasis dan juga girboks merupakan standar bawaan pabrik.
Dengan segala pencapaian ini apakah pada tahun depan akan ada improvement yang bakal dilakukan Ralliart pada Triton di kejuaraan yang sama?
Dalam konferensi pers virtual, Hiroshi Masuoka, Team Director Ralliart mengungkapkan bahwa tim mereka diharapkan dapat menciptakan mobil reli yang memanfaatkan kualitas dasar produksi berbasis Triton, seperti yang mereka lakukan tahun ini. “Tunggu informasi selanjutnya dari kami. Sementara kami memperkirakan bahwa para rival akan memperkuat performa mereka untuk AXCR berikutnya,” ungkapnya.
Sebagai juara bertahan Tim Mitsubishi Ralliart akan mengasah mobil reli dengan data yang dikumpulkan melalui tantangan AXCR tahun ini. “Secara detail, kami bertujuan untuk meningkatkan tenaga mesin, dan meningkatkan performa handling dengan perbaikan suspensi, dan pengurangan bobot bodi,” tutup sang legenda Reli Dakar.
Sebagai informasi tambahan, Mitsubishi Triton Ralliart yang bertarung di AXCR ini ternyata dibuat replikanya dan dipajang di kantor pusat Mitsubishi Motors di Tamachi, Tokyo sejak 21 November lalu.