Chevrolet Indonesia yang berada di bawah naungan PT General Motors Indonesia yakin produk mobil-mobilnya semakin diminati masyarakat. Selain berdasarkan angka penjualan, tingkat kepuasan dan kunjungan ke bengkel resmi jadi patokan merek asal Amerika Serikat ini untuk mengklaim populasinya kini meningkat drastis.
Akan tetapi setelah mereka menutup pabrik di Bekasi dan rekan senegaranya bernama Ford hengkang, timbul sejumlah keraguan akan merek ini. Akankah bertahan di Indonesia? Akankah ada jaminan suku cadang yang baik?
Untuk pertanyaan pertama, Chevrolet dengan tegas menyatakan dengan ditutupnya pabrik di Indonesia justru membuat proses penjualan semakin efisien. Lagipula banyak merek di Indonesia yang tak memiliki pabrik di sini.
"Yang pertama kami komitmen berikan garansi pada semua mobil Chevrolet. Kedua adalah layanan spareparts yang terjamin, dan ketiga adalah 24 jam costumer service yang setia melayani konsumen kami," urai Dadan Ramadhani, Director Customer Care GM Indonesia (22/6).
Dengan diterapkannya program ini sejak tahun lalu, kunjungan konsumen ke bengkel diklaim kian meningkat. Dalam data yang disajikan Chevy terlihat kunjungan konsumen berada di kisaran 140 ribu kali pada 2015.
"Tahun 2016 ini kami targetkan jumlah konsumen yang servis di bengkel resmi akan naik 20 persen. Sementara untuk suku cadang, target kami permintaannya bisa naik 150 persen dibandingkan tahun lalu," yakin Dadan.
Hal ini diyakini seiring bertumbuhnya populasi mobil merek Chevrolet di jalanan maka permintaan akan suku cadang asli juga kian meningkat. Saat ini Chevrolet memiliki 45 bengkel resmi, 3 authorized service outlet (bengkel rekanan), dan 772 parts shop di seluruh wilayah Indonesia.