OTODRIVER – Tidak ada larangan untuk melakukan perjalanan libur Lebaran dengan kendaraan yang ada di rumah yang kebetulan sudah berusia pakai lebih dari 10 tahun atau lebih.
Namun karena perjalanan di musim mudik ada potensi kemacetan, tentu akan membuat mobil yang usia pakainya terhitung banyak akan bekerja lebih keras. Untuk itu, perlu dilakukan pra kondisi yang lebih akurat.
Sistem kelistrikan dan mekanikal perlu jadi perhatian khusus karena keduanya merupakan sektor di mobil yang akan berhadapan langsung dengan durasi perjalanan. Ditambah potensi kemacetan serta beban muatan pada mobil akibat barang bawaan dan perlengkapan berlibur.
- Perhatikan batas angkut beban - Mobil tua boleh jadi punya ambang kapasitas maksimal yang lebih rendah dibandingkan dengan mobil baru. Pastikan untuk tidak memuat barang bawaan yang melebihi kapasitas maksimalnya. Memuat beban mobil melebihi kapasitasnya berpotensi menambah beban pada komponen-komponen mobil. Pada akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan dan kegagalan sistem.
- Merencanakan Rute Perjalanan - Sebelum memulai perjalanan mudik dengan mobil tua, penting untuk merencanakan rute perjalanan dengan cermat. Perhatikan kondisi jalan, kemungkinan adanya perbaikan jalan, dan cuaca di sepanjang rute perjalanan. Memilih jalur alternatif, misalnya yang penuh tanjakan, juga pantas dipertimbangkan mengingat performa dasar mobil lama tidak sebaik mobil keluaran terbaru.
- Memeriksa Sistem Rem dan Kelistrikan Mobil - Sebelum memulai perjalanan mudik, pastikan untuk memeriksa sistem rem dan kelistrikan mobil dengan teliti. Rem yang berfungsi dengan baik sangat penting untuk keselamatan di jalan. Periksa keausan pada kampas rem, cek tingkat cairan rem, dan pastikan tidak ada kebocoran pada sistem rem.
Perhatikan dengan lebih teliti kondisi radiator
Radiator dan komponen-komponen pendukungnya punya posisi vital bagi sebuah mobil lawas. Karena ketidakmampuannya menjaga suhu mesin membuat mobil bisa mogok dan rencanan perjalanan berantakan.
“Material dan kondisi kisi-kisi radiator sudah diperkisan serta kondisinya bersih,” wanti Dhany Ekasaputra selaku Promotion Manager & Technical Support PT Autochem Industry.
Sejurus kemudian Dhany juga mengingatkan bahwa kondisi kipas elektrik jangan sampai terabaikan sebab komponen ini jadi salah satu penjamin terjaganya suhu mesin.
Ia juga menepis anggapan dimana menyeting putaran mesin lebih tinggi dibandingkan posisi idle jadi ‘tips’ menjaga kinerja sistem radiator. “Tidak perlu kalau sistem pendinginan mesin sudah bekerja optimal. Karena flow udara untuk mendinginkan air di radiator pasti sudah sesuai dengan kebutuhannya, kecuali jika mesinnya dimodifikasi,” saran Dhany.
Biar begitu, jika memang akhirnya terjadi masalah seperti overheat, segera menepi untuk memeriksa kemungkinan penyebabnya. “Apakah dari kipas elektrik atau ada kebocoran (radiator, Red), kalau dari kipas, tindakan darurat dengan menyambung langsung listrik dari kipas ke aki. Kalau ada kebocoran, secara darurat jangan pasang tutup air radiator, jika kebocorannya kecil, untuk menjalankan mobil sampai lokasi yang lebih aman untuk dilakukan penggantian atau menambal radiator,” jelas Dhany panjang lebar. (EW)