OTODRIVER - Ban bocor menjadi bagian dari cerita suka-duka berkendara di jalan raya. Apabila hal ini terjadi, maka ban yang terkendala tersebut harus ditambal untuk bisa digunakan kembali.
Seringkali kita temui penambalan ban dengan model cacing alias menggunakan bahan karet yang berwujud seperti tali karet. Metode ini cukup populer lantaran murah, cepat dan mudah didapat.
Namun ternyata metode ini merupakan metode tambal ban yang sifatnya sementara dan tidak disarankan untuk digunakan secara permanen.
“Metode tambal cacing ini punya daya tahan yang kurang baik dan mutu tambalannya akan berkurang seiring pemakaian. Biasanya karet tambal cacing akan mengeras dan kejadiannya akan muncul bocor halus,” tutur Rozi saat ditemui belum lama ini.
“Tambal cacing sifatnya sementara dan sangat disarankan diganti dengan model payung atau patch yang lebih kuat,” sambungnya.
Metode tambal patch atau dikenal dengan model payung ini memang tidak sesederhana dan seringkas model cacing. Model patch menggunakan tambalan berbentuk payung yang terbuat dari karet untuk menambal lubang.
“Proses tambalnya lebih rumit, karena ban harus dilepas, areal yang bocor harus dibersihan dan dikikis, serta untuk menyatukan antara ban dan materi tambal harus dipanaskan. Sehingga tambalannya lebih kuat dan stabil di berbagai tingkat temperatur,” imbuhnya pria ramah ini.
Selain lebih bagus dan bisa jadi tambal ban permanen, sayangnya tambah payung ini harus ditebus dengan harga yang jauh lebih mahal. (SS)