OTODRIVER - Dalam rangkaian arus mudik tahun ini setidaknya sudah ada dua kali kecelakaan di jalan tol yang menyebabkan nyawa melayang akibat pengemudi hilang konsentrasi.
Pertama, kecelakaan di Km 58 ruas tol Jakarta-Cikampek. Oleh pihak KNKT (11/4), lewat Soerjanto Tjahjono selaku Ketua KNKT menyebutkan bahwa sopir Daihatsu Gran Max nahas itu setidaknya sudah tiga hari berturut-turut sejak hari Jumat (5/4) sudah pulang pergi menjemput pemudik tujuan Ciamis dari jakarta.
Hingga puncaknya pada awal pekan ini (8/4) saat menuju Ciamis, faktor pengemudi yang kelelahan ditambah isi kabin yang overload membuat minibus itu tabrakan frontal dengan sebuah bus dari arah berlawanan.
Sementara itu, Kakorlantas Irjen Pol. Aan Suhanan mengatakan, seperti dikutip dari Antara, kecelakaan bus Rosalia Indah di Km 370 ruas Rol Semarang-Batang di wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah itu diduga akibat sopir bus kelelahan.
"Dugaan awal sudah lelah. Kemungkinan terjadi 'microsleep" di TKP sehingga terjadi kecelakaan tunggal," kata Kakorlantas Irjen Pol. Aan Suhanan saat mengecek kondisi korban selamat dalam kecelakaan tersebut di RS Islam Kendal hari ini (11/4).
Sempatkan tidur sebelum melakukan perjalanan
Kedua kejadian fatal itu bak mengingatkan penjelasan dari Sony Susmana selaku Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) saat dihubungi langsung pekan lalu (1/4). Ia mengingatkan bahwa kondisi fisik pengemudi dalam suasana liburan Lebaran dalam kondisi yang sangat rentan.
Potensi kelelahan yang menumpuk paling tidak sudah ada ‘tiga sesi’; saat memulai perjalanan, selama di kota tujuan, dan saat kembali ke wilayah asal. Besar kemungkinan semuanya disertai kemacetan yang berbeda-beda intensitasnya.
Sony sangat menyarankan perlunya istirahat tidur 6 jam sebelum melakukan perjalanan. Tubuh dan pikiran jangan dipaksa berkonseterasi penuh usai banyak beraktivitas kemudian dilanjutkan mengemudi.
Perhatikan juga durasi paling lama dalam berkendara. “Maksimal 2-3 jam untuk sekali perjalanan. Luangkan waktu istirahat berkala dan manfaatkan rest area yang dilewati,” wantinya.
Bagi yang menjalani perjalanan saat malam hari perlu lebih bersabar dalam berkendara. “Karena visibilitas yang terbatas membuat potensi bahaya di jalan semakin besar, jadi jangan pernah berspekulasi soal jarak dengan kendaraan lain dan juga menjaga kecepatan laju, serta kontrol emosi berkendara,” urai Sony lebih lanjut.
Dipungkaskannya, mengemudi secara agresif akan menguras tenaga serta konsenterasi, tentu ini berisiko tinggi dalam keselamatan berkendara. (EW)