Menu


Terhubung Bersama Kami

OtoDriver logoMember of :Logo PT. Bintang langit Multimedia

Copyright © 2025. Bustruck.id. All rights reserved.
BerandaMobilityTruk

Kenapa Kecelakaan Truk Akibat Rem Blong Masih Saja Terjadi?

Bukti tidak ada penanganan serius soal kelaikan teknis truk di jalan.
Truk
Minggu, 7 September 2025 15:00 WIB
Penulis : Erie W. Adji
Rem blong seharus sudah tidak bisa lagi jadi alasan penyebab kecelakaan kendaraan niaga (Foto :Korlantas Polri)


BUS-TRUCK – Pekan ini terjadi lagi, kecelakaan terjadi di Gerbang Tol Ciawi 2 (4/9) yang melibatkan truk. 

Sebuah truk kontainer diduga mengalami gangguan rem hingga menabrak Gerbang Tol (GT) Ciawi 2 dan menyebabkan trailer terguling. Peristiwa ini melibatkan truk ringan dan mengakibatkan kerusakan pada gardu tol serta sejumlah fasilitas penunjang.

Ditgakkum Wal & PJR Jagorawi, Kompol Jajuli, seperti dikutip dari laman Korlantas Polri, menyebutkan kejadian nahas itu berawal kendaraan kecil yang sedang bertransaksi di gardu 11 ditabrak tiba-tiba truk konteiner yang diduga mengalami kendala pada fungsi rem.

BACA JUGA

Diduga kontainer tersebut kehilangan kendali, kemudian menabrak Gardu 9 yang diperuntukkan bagi kendaraan kecil, menghantam plang Gerbang Tol Otomatis (GTO), dan akhirnya terguling ke arah kiri. 

Truk pengangkut kontainer berada dalam posisi terbalik menimpa hingga kendaraan truk ringan yang berada di Gardu 11.

Truk ringan yang dikemudikan oleh Supandi (41), warga Kecamatan Bojong Genteng, Kabupaten Sukabumi dengan STNK kendaraan asal Kabupaten Sukabumi. Sedangkan usai kejadian tersebut pengemudi truk kontainer melarikan diri dan tidak ada di lokasi kejadian.

Petugas gabungan dari unit PJR Jagorawi, Laka Lantas Polresta Bogor Kota, serta tim rescue segera melakukan evakuasi. Kendaraan yang terlibat telah ditarik ke pool derek Ciawi A untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait keberadaan sopir truk kontainer serta memastikan penyebab utama kecelakaan tersebut terjadi. 

Rem blong tidak akan muncul tiba-tiba 

Berdasarkan catatan Bus-Truck.id, berbagai kecelakaan truk ataupun dengan alasan akibat rem blong mengerucut pada satu kondisi dimana soal perawatan rutin yang terabaikan sebagai titik pangkal kejadian berulang tersebut. 

Selain juga karena soal pengemudi yang abai atau perihal kelebihan muatan. 

Ditemui di perhelatan GIIAS 2025 yang lalu (28/7), Senior Investigator dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan, secara tegas menyebutkan bahwa alasan rem blong dianggapnya terlalu menyederhanakan persoalan.

Menurutnya, rem blong hanyalah gejala akhir dari banyak kelalaian dan kesalahan teknis yang sebenarnya bisa dicegah. Ditambahkannya, banyak kasus rem blong justru berasal dari perawatan sistem pengereman yang buruk.

Salah satu temuan saat penyelidikan kecelakaann adalah adanya kebocoran pada sistem pneumatic. Ini sering terjadi karena pengemudi malas menguras tangki angin secara rutin. Karena jiak dibiarkan akan membuat masuknya air atau bahkan oli ke dalam tabung angin, menyebabkan tekanan tidak stabil dan kinerja rem terganggu. 

terlalu sering ditemui panel indikator truk ataupun bus tidak berfungsi semua (Foto : Otodriver/Erie W. Adji)

Baca juga: Menhub Menegaskan Kalau Ada Truk Laka, Maka Pemiliknya Juga Harus Bertanggung Jawab

Baca juga: Hingga Maret 2025 Sudah Terjadi 222.602 Kecelakaan Melibatkan Angkutan Barang

Baca juga: Pemerintah Dianggap Tidak Tegas Bertindak, Sehingga Kecelakaan Bus Terus Terjadi

Selain itu, kebocoran sistem hidrolik juga sering ditemui, di mana kampas rem menjadi basah atau reservoir minyak rem dibiarkan kosong sehingga sistem pengereman kehilangan daya dorong.

Lebih parah lagi, banyak ditemui bahwa kendaraan yang mengalami kecelakaan ternyata menggunakan komponen yang tidak sesuai standar. Ban dan kampas rem yang dipasang sering kali bukan keluaran pabrikan resmi dan kualitasnya tak terjamin.

Hal ini tentu membahayakan, apalagi jika kendaraan melaju di jalur menurun atau saat membawa beban berat. Komponen pendukung seperti exhaust brake pun kerap dibiarkan tidak berfungsi. Padahal, sistem ini penting untuk membantu pengereman di kendaraan berat. 

Wildan juga menyebut adanya modifikasi ilegal seperti pemasangan klakson telolet yang terhubung ke sistem pengereman. Dalam banyak kasus, tabung angin yang dipakai bersama untuk klakson dan rem menyebabkan gangguan tekanan saat salah satu sistem bermasalah.

Pihak APM sudah menyediakan berbagai fitur safety untuk pengereman seperti Retarder Electromagnetics di Hino 500 (Foto : Otodriver/Erie W. Adji)

Faktor kelalaian lainnya juga memperbesar risiko kecelakaan. Banyak bus dan truk tidak dilengkapi ganjal roda, padahal alat ini sangat vital saat kendaraan berhenti di tanjakan atau parkir.

Bahkan dashboard kendaraan yang seharusnya menjadi pusat informasi, sering tidak berfungsi, sehingga pengemudi tidak bisa mendeteksi lebih awal jika ada tekanan angin untuk sistem rem menurun.

Wildan juga mengingatkan untuk kesekian kalinya, semua kecelakaan yang sebetulnya tidak perlu terjadi karena tidak ada komponen yang tiba-tiba rusak tanpa peringatan. Tidak ada cara lain menurutnya sebagai tindakan pencegahan kecuali pemeriksaaan teknis secara rutin.

Ia memungkaskan, kebiasaan untuk melakukan inspeksi harian sudah seharusnya jadi kebiasaan bagi para operator kendaraan niaga, khusunya kendaraan angkutan umum dan logistik. (EW)

Di lapangan, hanya operator truk ataupun bus skala besar yang rutin melakukan cek teknis rutin pada armadanya (Foto : Otodriver/Erie W. Adji)


Tags Terkait :
Kecelakaan Truk
Bagikan Ke :


Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otodriver.com. Mari bergabung di Channel Telegram OtoDriver, caranya klik link https://t.me/otodriver, kemudian join. Anda Harus install aplikasi telegram terlebih dahulu.


Artikel Terkait


Bus
Mengawali 2025: Laka Bus Rem Blong Minta Nyawa Lagi

Sudah waktunya darurat ‘ramp check’?

10 bulan yang lalu


Truk
Komponen Inilah Penyebab ‘Rem Blong’ Di Truk

Masih jauh dari panggang perihal budaya keselamatan berkendara

9 bulan yang lalu


Bus
Pemerintah Dianggap Tidak Tegas Bertindak, Sehingga Kecelakaan Bus Terus Terjadi

Akibat regulasi ‘nangung’ dan pengawasan ala kadarnya.

6 bulan yang lalu


Truk
Pramudi Truk Tronton Nahas Di Semarang jadi Tersangka

Truk melintasi di jalan sebelum waktu yang ditentukan

1 tahun yang lalu


Berita
Kemenhub: Usia Pakai Bus Pariwisata Maksimal 15 Tahun

Perlu kesadaran bersama soal keselamatan bagi semua pihak

1 tahun yang lalu


Berita
Ramp Check Bus Pariwisata Serentak Di Libur Idul Adha

Masyarakat tetap diminta ikut pantau lewat aplikasi Mitra Darat dan Spionam

1 tahun yang lalu


Berita
Masih Banyak Laka Bus, Kemenhub Harus Berbenah

Sudah waktunya juga revisi UU LAJ

1 tahun yang lalu


Berita
Masih Terjadi, Bus Pariwisata Mengalami Kecelakaan

Dugaan penyebab masih karena berusaha menyalip kendaraan di depannya

1 tahun yang lalu


Terkini

Bus
Cititrans Tampil ‘Kalem’ Sambil Terus Tambah Armada

Termasuk operator yang konsisten dengan standar pelayanan tinggi untuk bus AKAP dalam hal kondisi armada dan hospitality

1 jam yang lalu


Bus
Hino GB 150 L Jadi Andalan Baru Untuk Medium Bus Pariwisata

Medium bus makin jadi pilihan operator segmen AKAP, AKDP, dan Pariwisata karena efisien serta daya angkut yang membesar.

1 hari yang lalu


Bus
Peranti Telematika Kini Semakin Diperlukan Untuk Bus AKAP

Operator bus kini semakin banyak memasang peranti telematika bus AKAP. Tujuannya untuk meningkatkan keselamatan, mulai dari memantau kecepatan hingga sopir ngantuk.

1 hari yang lalu


Bus
DCVI Konsisten Dukung Peningkatan Standar Mutu Industri Karoseri Nasional

Standarisasi global bagi perusahaan karoseri terus ditingkatkan untuk peningkatan standar pelayan bagi penumpang.

1 hari yang lalu


Pikap
Mencoba Keganasan Ford Ranger Raptor 3.0 V6 Di Lintasan Offroad

Performanya pas untuk 'dua alam' yang bisa simultan disesuaikan dengan hanya menekan tombol-tombol

1 hari yang lalu