Sebuah lembaga riset asal Amerika Serikat, Statista, menyebutkan bahwa untuk tahun 2024 ada proyeksi bahwa transportasi publik transportasi umum akan punya potensi pendapatan sampai 1,83 miliar dolar AS. Angka itu setara Rp2,9 triliun.
Sampai tahun 2028 akan ada pertumbuhan 0,41 persen dengan nilai 1,86 miliar dolar AS atau setara Rp2,97 tirliun.
Jika ditarik ke sektor bus, semua segmen, maka hal ini bisa dilihat dari antrean di perusahaan karoseri maupun bengkel bodi yang makin panjang. Baik yang hendak dipasangkan bodi maupun dirubah wajah.
Dari laman Sustainablebus.com, saat merilis perhelatan BusWorld 2024 (14-17/5) menyebutkan bahwa kapasitas produksi di karoseri Laksana sudah menyentuh angka 1.300 unit. Sementara itu di karoseri Adi Putro ada di angka 1.600 unit. Semuanya merupakan ‘target’ yang sedang dikejar oleh kedua raksasa karoseri Indonesia itu untuk tahun 2024.
Setidaknya masih ada nama-nama lain seperti New Armada, Tentrem, Morodadi, Piala Mas, Gunung Mas, ataupun Trijaya Union yang juga sama-sama punya antrean panjang bus beraneka ukuran serta spesifikasi.
Besaran targetnya bisa jadi tidak terlalu jauh dibanding Laksana maupun Adi Putro.
Belum termasuk karoseri yang kapasitas produksinya lebih kecil. Termasuk juga bengkel bodi yang setahun terakhir banyak menerima ubahan bodi.
Berdasarkan rilsi dari laman Indonesia International Bus, Truck, Trailer, Equipment, and Parts 2025, segmen bus akan tumbuh 13,76 persen untuk periode 2022-2026. Market volume akan senilai 361,4 juta dolar AS (2026), atau setara Rp5,7 triliun.
Baca juga: Inilah Jumlah Bus Di Indonesia Bulan Ini
Baca juga: Double Decker Full Sleeper Juragan 99 Trans, Pertama Di Indonesia
Semakin banyak terminal bus yang direnovasi membuat penumpang semakin berminat naik bus umum
Jumlah bus meningkat terus
Adanya rencana investasi dari pemerintah dalam jangka panjang untuk membangun dan membenahi sarana jalan di seluruh negeri tentu jadi pemicu peningkatan populasi bus karena akan membesar juga animo penumpang.
Sejalan dengan itulah yang kemudian pihak karoseri berinovasi menciptakan desain-desain bodi yang sesuai kebutuhan operator bus berdasarkan pengamatan mereka akan segmen yang hendak disasar.
Seperti yang pernah diutarakan oleh Gilang Widya Pramana, orang nomor satu di PO Juragan 99 Trans. Saat ditemui langsung akhir tahun 2023 (18/12).
“Kami memang dari awal mengincar calon penumpang yang tadinya menggunakan pesawat dan kereta api, berdasarkan riset kami mereka membutuhkan privacy selama di perjalanan,” jelas Gilang waktu itu. Ia juga menyebutkan bahwa tren bus Sleeper, dan juga Double Decker, masih akan terus menguat.
Dalam sebuah pertemuan di GIIAS 2022 (12/8), Stefan Arman sebagai Technical Director karoseri Laksana pernah menyebutkan bahwa dengan semakin tersambungnya jalur tol Trans Jawa membuka kebutuhan bus yang mengutamakan kenyamaman.
Kalau sudah begitu maka hal-hal tadi akan berujung pada potensi pertambahan jumlah bus di Indonesia.
Berdasarkan data Korlantas Polri tertanggal 30 bulan Juni tercatat jumah bus di seluruh Indonesia mencapai angka 280.823 unit. Angka ini meningkat dibandingkan besaran pada bulan Juni tahun 2023 yang sebanyak 260.162 unit.
Jumlah itu seiring juga peningkatan jumlah kendaraan bermotor di semua wilayah Indonesia yang di tahun 2023, bulan Juni, sudah ada 155.934.414 unit. Nah untuk bulan Juni 2024 angkanya 162.954.710 unit.
Provinsi yang paling banyak jumlah busnya adalah wilayah Jakarta dengan jumlah 50.540 unit (2023: 36.228 unit). Menyalip populasi bus di Jawa yang ada di angka 42,731 unit (2023: 41.419 unit). Disusul besaran 35.519 unit (2023:34.792 unit) yang ada di seluruh wilayah Jawa Tengah.
Baca juga: Ternyata Ini Maunya Penumpang Bus Double Decker…
Baca juga: Bisnis Perusahaan Otobus Semakin Menjanjikan?
Peningkatan jumlah bus listrik di jaringan TransJakarta membuat daerah Jakarta mengalami peningkatan drastis populasi bus