BUS-TRUCK - Setidaknya setahun terakhir, gairah operator bus pariwsiata tak kalah dibandingan operator bus berjadwal. Secara kasat mata bisa dilihat dari info rilis unit yang terjadi di berbagai perusahaan karoseri dalam satu semester terakhir. Baik yang unit gres maupun unit rebody.
Apalagi dengan semakin tersambungnya jalur jalan bebas hambatan di banyak wilayah Indonesia. Membuat makin mudah saja akses ke banyak lokasi wisata, perjalanan jadi lebih ekonomis dan banyak menyingkat waktu tempuh.
Hal itu juga pernah diterangkan oleh Stefan Arman, Technical Director karoseri Laksana, dalam sebuah pertemuan di GIIAS 2022. Ia pernah berucap bahwa dengan semakin terhubungnya jalan tol akan membuat animo berwisata semakin meningkat.
Munculnya desain sleeper ataupun combi dalam dua tahu terakhir bisa disebut juga sebagai respons perusahaan-perusahaan karoseri atas tren berwisata dengan bus. Ketika ditemui lagi saat ajang GIIAS 2024, Stefan kembali menyebutkan bahwa desain bodi combi sebenarnya lebih difokuskan pada layanan wisata.
Lalu dengan potensi peruntukan yang berbeda, apakah ada pola mendesain sebuah bus pariwisata yang tidak sama dibandingkan bus untuk rute reguler?
“Kalau untuk standar teknisnya tentunya sama,” ujar Kusririn, R&D Manager Laksana saat dihubungi langsung beberapa waktu lalu (25/10).
Sejurus kemudian pria yang sudah terlibat dalam soal desain bodi di karoseri Laksana itu menyebut penambahan fitur hiburan di kompartemen penumpang memang cenderung lebih banyak dilakukan pada bus pariwisata.
Di sisi eksterior, biasanya ada perbedaan di bagian belakang kap mesin yang dilengkapi lubang sirkulasi udara yang mana biasanya pada bus pariwisata diberi variasi lampu LED warna warni.
Untuk detail interior meski tak menampik bahwa banyak bus pariwisata memang, sebut saja jok, lebih mewah serta nyaman, namun Kusririn masih menganggap bahwa perbedaan pemilihan detailnya tidak banyak berbeda dibandingkan pada bus rute AKAP. (EW)
Baca juga: Mendesain Bus Ala Laksana, Langsung Ukuran Sebenarnya