Di masa lalu, pada bus-bus era 1980-an sampai 1990-an sistem kondensor dan evaporator AC ditempatkan di atap bagian belakang. Memasuki era 2000-an, posisi penempatannya bergeser ke tengah atap dengan alasan membagi titik berat bus.
Kini, untuk pertama kalinya, karoseri Adi Putro, asal Malang, Jawa Timur, membuat terobosan baru dengan menempatkan sistem kondensor dan evaporato AC bus di bodi belakang. Bukan lagi di atap, tapi menyatu dengan dinding kabin bodi bus di bagian belakang.
Inovasi ini diaplikasikan pada dua unit bus besar Adi Putro yang dipamerkan di booth-nya di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, 11-21 Agustus 2016.
Satu di antaranya diaplikasikan pada bus Jetbus Sky View.
Menurut Eko, dari tim engineer Karoseri Adi Putro penempatan unit kondensor dan evaporator AC di bagian belakang bus memberi banyak kelebihan.
Di antaranya, menurunkan efek limbung pada bus saat melaju kencang di jalan raya atau di jalan bebas hambatan atau jalan tol. Karenanya, inovasi ini pas diaplikasikan pada bus-bus dengan bodi tinggi (high decker).
Manfaat lainnya, adalah untuk mengurangi risiko kondensor dan evaporator AC tersangkut portal atau viaduct.
Di ruas jalan di kota atau daerah tertentu, ketinggian viaduct atau portal cukup rendah dari titik aspal. Ini membuat bus jenis high decker dengan posisi perangkat AC tersebut di atas atap, berisiko tersangkut saat melintas di bawah portal atau viaduct.
Menurut Eko, pihaknya tidak mengalami kendala berarti saat meriset dan mengaplikasikan terobosan ini. "Kita membutuhkan waktu kira-kira enam bulan sampai proses penggarapannya," ungkap Eko.
Karena unit blower AC ini ditempatkan di bagian belakang dan seolah 'digendong' oleh badan bus, maka tidak terlihat lagi adanya gundukan perangkat AC pada atap bus.