OTODRIVER - Honda Motor menyatakan akan menghentikan operasional pabrik-pabriknya di Jepang dan Tiongkok antara akhir Desember dan awal Januari karena kekurangan semikonduktor.
Dikutip dari NHK, pabrikan berlogo H tegak ini sebelumnya juga telah menangguhkan produksi di Meksiko karena masalah yang sama pada Oktober dan November silam.
Fasilitas produksi Honda di China yang akan dihentikan produksinya mulai 29 Desember 2025 ini. Pabrik-pabrik tersebut merupakan joint venture dengan perusahaan mobil Tiongkok seperti halnya GAC dan Dongfeng.
Gelombang penghentian produksi juga akan terjadi di pabrikan Honda di Jepang pada tanggal 5 dan 6 Januari 2026. Fasilitas di Jepang ini akan mulai proses produksinya lagi pada 7 Januari, namun outputnya akan dikurangi selama tiga hari dari yang kapasitas semula.
Krisis semikonduktor ini merupakan efek domino dari perselisihan antara Belanda dan Tiongkok mengenai tata Kelola produsen chip. Imbas pertama justru terjadi pada melambatnya produksi di AS dan Kanada.
Lalu apakah hal ini akan berpengaruh juga pada produksi ataupun ketersediaan produk Honda di Indonesia?
Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) membenarkan adanya masalah tersebut dan mengatakan bahwa penghentian produksi Honda di Jepang dan China, hal tersebut merupakan penyesuaian sementara yang terjadi secara global akibat gangguan pasokan komponen semikonduktor.
“Untuk saat ini, tidak terdapat dampak terhadap produk Honda di Indonesia, baik untuk unit yang diimpor maupun yang diproduksi di dalam negeri,” jelas Yusak Billy saat dihubungi Otodriver.
“Kami akan terus memantau perkembangan kondisi global dan melakukan langkah antisipatif agar kebutuhan konsumen di Indonesia tetap dapat terpenuhi dengan baik,” imbuhnya.
Pada saat ini produk Honda yang masuk secara CBU dari Jepang salah satunya adalah StepWGN yang diluncurkan pada pertengahan tahun ini. (SS)
