OTODRIVER - Persaingan mobil listrik yang begitu menggelora sudah mulai memakan korban. Paling tidak di ‘epicentrum’ mobil listrik dunia yaitu Tiongkok. Pada bulan ini Nissan Motor Co. mengumumkan akan menutup pabrik mobil penumpang mereka yang ada di provinsi Jiangsu. Seperti diberikatan oleh kantor berita Kyodo (21/6).
Alasan resmi yang dikemukakan adalah ketidakmampuan pabrikan asal Jepang ini dalam menghadapi perang harga serta meningkatkan popularitas mobil listrik merek asli Tiongkok.
Kondisi secara umum juga tengah dihadapi oleh pabrikan Jepang lainnya yang punya pabrik serta jaringan penjualan di Tiongkok. Ditengarai hal ini akibat respon yang terbilang lamban terhadap perkembangan mobil listrik nyata berbanding terbalik dibandingkan produsen mobil asal Cina.
Di seluruh wilayah negara dengan penduduk terbanyak kedua di dunia itu (1,4 miliar), Nissan punya delapan pabrik yang berkolaborasi dengan pabrikan lokal, Donfeng Motor Corp.. Jika beroperasi secara penuh maka selruh pabrik itu bisa merilis 1,6 juta kendaraan dalam satu tahunnya.
Kejadian yang menimpa Nissan kali ini seperti menyusul kejadian serupa dialami Mitsubishi yang berhenti produksi di Tiongkok tahun lalu. Dan ada juga Honda yang mengurangi waktu kerja penuh untuk pabrik mobil mereka di negara dengan Ibu Kota di Beijing tersebut.
Alhasil, pangsa pasar pabrikan Jepang di pasar negara dengan 23 provinsi it uterus menukik. Catatan bulan Mei 2024 pangsa pasar mobil merek Jepang 12,1 persen, tahun 2020 pangsa pasarnya 23,1 persen.
Tidak lain karena produk merek lokal mengalami kenaikan sampai 61,3 persen dari porsi pangsa pasar 23,1 persen pada tahun 2020. Sebagaimana catatan asosiasi pabrik kendaraan bermotor Cina. (EW)