OTODRIVER - Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan hingga saat ini belum ada keluhan terkait dengan pengisian daya kendaraan listrik saat arus mudik dan balik Lebaran 2024.
"Sampai saat ini belum ada keluhan dari konsumen untuk pengisian daya kendaraan listrik data arus mudik dan balik Lebaran 2024," kata Ketua Bidang Pengaduan YLKI Rio Priambodo dalam keterangannya di Jakarta pekan ini (19/4).
Kondisi serupa, lanjutnya, juga terjadi pada tahun lalu, tidak ada keluhan soal pengisian daya kendaraan listrik saat arus mudik dan balik Lebaran 2023.
"Sekarang, SPKLU tersebar merata di seluruh Tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatra dan beberapa titik vital lainnya," katanya seperti dikutip dari Antara.
Menurut dia, tersedianya SPKLU di setiap rest area pada sepanjang tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatra membuktikan bahwa telah ada riset mendalam dan menyeluruh terkait dengan kemampuan tempuh kendaraan listrik.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengapresiasi kesiapan SPKLU atau charging station untuk kendaraan listrik saat arus mudik dan balik Lebaran 2024.
"Sejauh ini jumlah antara kendaraan listrik yang dipakai pemudik dan charging station tidak ada complain dari pengguna, jadi cukup,” kata Menhub pekan ini juga (19/4).
Padahal saat Lebaran 2024 ini, diperkirakan lebih dari 4.000 unit kendaraan listrik atau 18 persen dari total unit menjalani arus mudik dan balik. "Jadi sebenarnya, untuk kendaraan listrik saat Lebaran, pemerintah telah menyiapkan dengan melengkapi charging station di beberapa tempat/lokasi," ujarnya.
Kondisi tersebut, membuktikan bahwa negara melalui PLN telah mampu membuktikan komitmennya dalam mendukung kelancaran mudik Lebaran 2024 bagi pengguna kendaraan listrik. "Saya pikir PLN sudah sangat kooperatif untuk memetakan berapa jumlah charging station. Saya berharap ke depannya juga demikian," katanya lagi.
Dari pemetaan tersebut, ribuan SPKLU telah disiapkan dan disiagakan guna mengantisipasi antrian pengisian daya kendaraan listrik. Bahkan, pemerintah melalui PLN sudah menyiapkannya jauh sebelum periode mudik Lebaran 2024 berlangsung, termasuk menghadirkan lebih dari 1.200 SPKLU.
Sesuai data, penyediaan stasiun pengisian daya tidak hanya berfokus pada kendaraan listrik roda empat, juga telah disiapkan sekitar 2.000 unit stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) dan hampir 10.000 unit stasiun pengisian listrik umum (SPLU) untuk kendaraan listrik roda dua.
Konsumsi daya kendaraan listrik di DKI naik drastis
Penggunaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang dikelola oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta meningkat selama libur Lebaran 2024. "Kami mencatat penggunaan SPKLU PLN UID Jakarta Raya selama libur Lebaran 2024 mencapai total 50.156 kWh. Ini meningkat lebih dari tiga kali lipat dibanding jumlah kWh yang tercatat pada periode yang sama pada tahun 2023 yang hanya sebesar 15.775 kWh," kata General Manager PLN UID Jakarta, Lasiran, dalam keterangan tertulisnya (17/9).
Peningkatan itu, lanjut dia, mencerminkan tumbuhnya penggunaan kendaraan listrik di wilayah Jakarta. Selain itu, peningkatan penggunaan SPKLU di Jakarta juga menunjukkan banyaknya penggunaan kendaraan listrik di Jakarta oleh warga yang tidak mudik ke kampung halaman.
Selain itu, tak hanya konsumsi energi yang meningkat, tetapi jumlah transaksi SPKLU di Jakarta juga mengalami kenaikan yang signifikan. "Selama periode libur lebaran 2024, jumlah transaksi SPKLU di Jakarta mencapai 4.363. Ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencatat 2.723 transaksi," ujarnya.
PLN pun berkomitmen terus menyediakan infrastruktur SPKLU untuk mendukung pertumbuhan kendaraan listrik di wilayah Jakarta. Selain itu, PLN tetap siaga keandalan listrik maupun SPKLU selama periode lebaran di Jakarta. Salah satu tujuannya yaitu memastikan warga Jakarta yang tidak mudik bisa nyaman bersilaturahmi dengan keandalan listrik PLN.
"Kami telah menyediakan 84 unit SPKLU dan 41 unit SPBKLU tersebar di beberapa lokasi. Di mana ini akan memberikan akses yang lebih mudah bagi pengguna kendaraan bermotor listrik untuk mengisi daya, sehingga mendorong penggunaan kendaraan listrik yang lebih luas di Jakarta," kata Lasiran memungkaskan. (EW)