Aturan pengendalian penyaluran bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite masih terus dikaji. Melalui kebijakan sementara mengarah pada rencana larangan pembelian Pertalite bagi mobil dengan klasifikasi 2.000 cc ke atas.
Hingga waktu yang belum ditentukan, kendaraan roda empat di bawah 2.000 cc masih ada kesempatan untuk mengkonsumsi BBM yang harganya disubsidi oleh pemerintah itu. Namun apakah dengan dilarangnya mobil 2.000 cc ke atas bisa memacu permintaan segmen produk Low Cost Green Car (LCGC) yang memiliki spesifikasi mesin di bawah 2.000 cc?
Baca Juga: Ini Cara Beli Pertalite dan Solar Tanpa Aplikasi Mypertamina
"Kebijakan ini tidak cukup berdampak pada mobil-mobil generasi baru yang memiliki desain bodi besar seperti misalnya SUV, karena sangat sedikit yang ada di jalan," kata Yannes kepada OtoDriver Jumat (1/7).
Ia juga menambahkan, Saat ini semua produk otomotif terlaku di Indonesia menggunakan mesin 2.000cc ke bawah. Jika dilihat dari segi penjulan kendaraan roda 4 yang paling laku di indonesia, Innova bensin 2.000 cc, Honda CRV dan HRV 1.498 cc. Hanya Toyota Fortuner yang memiliki 2393 dan 2694 cc.
"LCGC akan selalu menjadi kendaraan terlaku di Indonesia, karena harganya yang paling murah dan berdaya angkut cukup besar untuk versi MPV-nya, belum lagi diskon pajaknya yang menarik," ujar Yannes.
Baca Juga: Tahap Pertama Penerapan Pembelian BBM Subsidi My Pertamina. Gunakan QR Code dan Tidak di Jabodetabek
Sedikit informasi, pangsa pasar segmen LCGC mencapai di atas 10% dalam total pasar mobil nasional. Data terkini Gaikindo menunjukkan, penjualan ritel LCGC sepanjang Januari-Mei 2022 berjumlah 62.327 unit atau setara 15,7% dari realisasi total penjualan ritel nasional periode Januari-Mei 2022 yang mencapai 381.677 unit.