Pada Rabu (3/6) lalu, viral bus Transjakarta yang mengalami pecah ban saat beroperasi. Dalam unggahan di akun Facebook TMC Polda Metro Jaya disebutkan jika pecah ban diakibatkan permukaan vulkanisir yang copot.
Hal ini disanggah oleh pihak Transjakarta lewat pernyataan resminya. Menurut pihaknya, bus Transjakarta tidak menggunakan ban jenis ini pasca mengalami kerusakan di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat
“Transjakarta tidak pernah menggunakan ban vulkanisir pada semua armada baik swakelola maupun milik operator. Kami memastikan Transjakarta memberikan yang terbaik, baik dari sisi pelayanan maupun semua fasilitas yang disediakan,” tegas Direktur Utama PT Transjakarta, Sardjono Jhony Tjitrokusumo di Jakarta.
“Ini murni pecah ban. Semua ban kita orisinal hanya saja pada armada tersebut ban produksi 2016, sehingga saat pecah terlihat seperti vulkanisir lepas. Harus dipahami, jika ban mengalami pecah, bukan berarti vulkanisir sebab pada ban originalpun bisa terjadi,” katanya.
Terkait kejadian pecah ban ini lanjut Jhony, kondisi ban masih dalam keadaan baik (TWI 5,7 mm). Bahkan, bus terakhir kali dilakukan uji KIR pada 9 Februari 2021 dan lulus untuk melayani seluruh masyarakat.
“Adapun saat ban pecah, pihak kepolisian mengarahkan armada untuk tetap melaju hingga halte Harmoni sehingga kondisi ban mengalami sobek di sekelilingnya. Transjakarta masih melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti,” imbuhnya.