Setelah pada akhir tahun 2020, sebanyak 5.518 SPBU sudah terdigitalisasi, kini Program Smart Moda Transportasi atau SmartMT, digitalisasi kepada armada mobil tangki dengan tujuan meningkatkan kualitas keselamatan dan keamanan (safety and security fleet management).
“Sekitar 44% insiden mobil tangki sebetulnya bisa dimonitor lebih baik lagi, 56% lainnya dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai pentingnya menjaga jarak aman disekitar mobil tangki. Inilah yang mendorong kami melakukan inovasi digitalisasi SmartMT, kami ingin menanamkan bahwa faktor keselamatan menjadi prioritas Pertamina dalam setiap kegiatan operasionalnya,” jelas Putut Andriatno, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T, PT Pertamina (Persero).
Hingga Mei, SmartMT sudah memiliki 15 fitur untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan para awak mobil tangki dalam menjalankan tugasnya, antara lain:
- Overheat Thermal Sensor: memonitor tromol mobil tangki
- Driver True Sensor: taping finger untuk kesesuaian pengendara mobil tangki
- Safety Induction Voice: reminder dasar keselamatan sebelum berkendara
- Driver Behaviour Sensor: memonitor tingkah laku mengemudi
- Fuel Consumption Sensor: memonitor kesesuaian jarak dan konsumsi bahan bakar
- Tire Pressure Sensor: memonitor kecukupan tekanan angin ban mobil tangki
- Pneumatic Seal Pressure Sensor: memonitor tekanan angin di kabin dan kargo
- Flametrap Sensor: memonitor kondisi saringan bahan bakar berkala
- Pneumatic Seal Sensor: memonitor status dan keamanan kargo
- Autoroute Navigation: info rute terefisien sesuai dengan yang telah ditetapkan
- Auto Maintenance Sensor: informasi berkala untuk perawatan mobil tangki
- Electronic Sensor System: informasi mengenai status seluruh sensor di mobil tangki
- Legality Sensor System: informasi mengenai status surat kendaraan dan pengemudi
- Safety Distance & CCTV Sensor: CCTV memonitor lingkungan disekitar mobil tangki
- Face Fatigue Sensor: memonitor tingkat kelelahan pengemudi
“Dengan teknologi dan digitalisasi SmartMT, Pertamina ingin terus meningkatkan keselamatan dan keamanan seluruh lini rantai distribusi energi. Selain itu, aspek HSSE memang sudah menjadi budaya yang harus tertanam, karena sifat dari usaha Pertamina memang berisiko tinggi, dan inovasi seperti inilah yang terus kami cari untuk meminimalisir bahkan mengeliminasi risiko yang ada,” tambah Putut.
Putut turut menyampaikan apresiasi kepada Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang juga telah memuji inovasi SmartMT, pujian itu meluncur dari Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono saat rapat FT Ujung Berung, Bandung Bulan Juni lalu. Menurut KNKT, inovasi ini adalah bentuk inisiatif dan kepedulian yang baik untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan sistem transportasi angkutan distribusi bahan bakar, dan Pertamina menjadi satu-satunya role model yang menerapkan SmartMT untuk keselamatan pada moda transportasi darat.