OTODRIVER - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, mencatat terdapat peralihan konsumen, dari bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jadi mengonsumsi BBM nonsubsidi, dengan angka mencapai 1,4 juta kiloliter (KL).
Hal itu diutarakan olehnya usai Rapat Kerja Komisi XII DPR RI di Jakarta, pekan ini (3/9). Seperti dikutip dari Antara, masih menurut Yuliot, peralihan pola konsumsi tersebut dimulai sejak pemberlakuan pembelian Pertalite (BBM bersubsidi) yang menggunakan QR code.
Pria yang mulai berkarier di BKPM (1988) itu juga mengakui bahwa kebijakan tersebut ikut mendorong naiknya minat masyarakat dalam memilih bahan bakar dari SPBU swasta.
Karena itu pula ia juga sudah berkehendak secepatnya untuk melakukan pembahasan soal kelangkaan bahan bakar di SPBU swasta yang sudah terjadi sejak pertengahan bulan Agustus lalu.
Disamping itu, masih menurut Yuliot, Kementerian ESDM, berupaya untuk menyesuaikan kebutuhan impor dari pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta dengan Pertamina.
Hal itu berkaitan erat dengan kuota impor BBM yang dijalankan Pertamina dan penyedia bahan bakar swasta. Pihak ESDM berupaya agar neraca neraca komoditas yang sudah disepakati itu tidak melewati pagu.
Saat ini perusahaan penyedia bahan bakar yang ada di Indonesia sudah mendapatkan tambahan kuota impor sampai 10 persen di tahun 2025. Kuota itu sama dengan yang diberikan pada tahun 2024.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, melontarkan wacana bagi perusahaan pengelola SPBU swasta untuk membeli bahan bakar dari Pertamina yang stoknya disebutkan masih banyak agar tak mengandalkan bahan bakar impor. (EW)
