Setelah pandemi corona yang berdampak pada perlambatan ekonomi global terjadi 2020 lalu, tahun ini pertumbuhan mulai terlihat. Salah satu indikatornya adalah naiknya angka ekspor mobil dari Indonesia ke beberapa negara.
Seperti dikatakan Indrasari Wisnu Wardhana, Plt. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI dalam webinar (10/6). Menurutnya tujuan ekspor utama paling besar Indonesia saat ini adalah Filipina. "Nilainya mencapai USD 1,57 miliar di tahun 2020."
Hal tersebut terus coba dipertahankan meski ada beberapa tantangan di sana. Seperti imbas covid-19 yang dirasa sangat berat. Hingga kebijakan provisional safeguards.
"Kemungkinan juga adanya pemberlakuan Provisional Safeguards (Tindakan pengamanan perdagangan dalam negeri) oleh Filipina," urainya. Tindakan ini berlaku 200 hari sejak dicanangkan 1 Februari 2021 lalu.
Di sisi lain, jika disandingkan dengan periode yang sama di 2020. Ada kenaikan dalam angka pendapatan dari impor mobil Indonesia di bulan Januari-April dengan selisih lebih dari 200 juta USD.
Posisi Filipina diikuti oleh Vietnam yang mengimpor mobil secara utuh dari Indonesia sebanyak 8.946 unit di kuartal I 2021. Angka ini terbilang menurun hingga 25,6 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Tetapi potensi ekspor mobil ke Vietnam masih sangat besar. Karena data month-per-month impor dari Indonesia meningkat hingga 88,3 persen. Bahkan secara total mobil CBU yang beredar di Vietnam mencapai 35.360 unit atau naik 41,9 persen dari 2020.
Selanjutnya ada Thailand yang menjadi negara tujuan ekspor mobil dari Indonesia. Meski dikenal sebagai salah satu pusat produksi mobil dunia, khususnya segmen niaga (pikap dan double cabin), tetapi Thailand masih mengimpor mobil dari Indonesia.
Di mana segmen MPV khususnya bervolume 1.000-1.500 cc dari Indonesia. "Dari impor Thailand senilai USD 409 juta, dengan pangsa pasar Indonesia sebesar 96 persen," katanya.