Federasi Industri Thailand (FTI) mengusulkan rencana skema tukar tambah mobil baru kepada pemerintah sebagai upaya memacu pasar otomotif domestik. Harapannya inisiatif ini bisa meningkatkan volume produksi dan mencegah terjadinya pengurangan tenaga kerja di pabrik.
Selain itu asosiasi industri Negeri Gajah Putih ini juga meminta agar pemerintah memperpanjang tenggat waktu pemungutan pajak penghasilan ke tahun depan. Pabrikan otomotif dirasa akan kesulitan menjaga working capital jika pemungutan pajak tetap dilakukan bulan Agustus sebagaimana rencana awal.
(Baca juga: Data Penjualan Mobil di Indonesia Bulan April 2020)
Adapun dalam skema yang diajukan, pemerintah akan mengajak pemilik kendaraan untuk membeli kendaran baru yang ramah lingkungan dengan menukar kendaraan lamanya. Targetnya juga mengarah ke para pemilik mobil tua, dengan usia 20 tahun ke atas.
Juru Bicara FTI, Surapong Paisitpatanapong mengatakan, setidaknya sekitar ada 2 juta kendaraan yang masuk ketegori ini di Thailand, seperti dilansir Bangkok Post.
Skema ini akan memerlukan partisipasi dari pabrikan kendaraan roda empat di Thailand untuk mendaftarkan model mana yang akan ditawarkan. Surapong menjabarkan kalau nantinya pemerintah akan memberi subsidi sebesar 50 ribu baht (sekitar Rp 23 juta) untuk tiap mobil.
"Perlambatan ekonomi global menyebabkan kemampuan membeli turut melemah, baik di Thailand maupun di negara lain. Ini berdampaka pada volume penjualan tentunya," tutur Surapong masih dari sumber yang sama. "Banyak pabrikan mobil yang tidak mampu membiayai ongkos operasi, termasuk tenaga kerja. Beberapa perusahaan mengambil solusi seperti pemotongan hari kerja dan penundaan pembukaan pabrik yang telah tutup sejak April."
(Baca juga: Penjualan Mobil di Malaysia "Tiarap")
Kondisi Pasar Otomotif Thailand
Dia menambahakan kalau bukan hanya pabrikan kendaraan roda empat, turunannya seperti, penyedia part OEM dan komponen otomotif lainnya dalam tahap pertimbangan pengurangan tenaga kerja. "Kelompok pertama yang akan direlakan pabrikan adalah karyawan subkontrak, kemudian pegawai tetap akan ditawrkan pilihan untuk mengundurkan diri secara sukarela," terangnya lagi. Adapun industri otomotif di Thailand mempekerjankan sekitar 750 ribu orang, hingga julukan "Detroit of the East" cukup melekat.
Pabrikan kenamaan seperti Toyota, Honda, Mitsubishi, Ford, dan Mazda sudah menutup lini produksinya dari Maret sampai April karena penurunan drastis agka penjualan dan kebijakan pemerintah agar orang bekerja dari rumah.
Industri kendaraan roda empat di Thailand memang babak belur dihajar pandemi Covid-19. Penurunan angka penjualannya mencapai 65,02 persen pada April 2020 dengam jumlah hanya 33 ribu unit. Angka ini adalah yang paling rendah dalam 1 dekade terakhir.
Prediksi awal FTI bulan lalu, produksi mobil di Thauland akan merosot 37 persen ke angaka 1,3 juta unit tahun ini (50:50 pasar ekspor dan dalam negeri). Namun jika krisis akibat virus Corona berlanjut sampai Juni, penurunan diperkirakan akan sampai 50 persen. Padahal di awal tahun pasar kendaraan roda emapt Thailand sangat optimis dan menargetakan produksi 2 juta unit mobil yang terus turun angkanya seiring berjalannya waktu.