Borgward salah satu merek asal Brehmen, Jerman yang telah tutup kiprah sejak 1961. Pabrikan otomotif yang didirikan oleh Carl F.W. Borgward pada tahun 1890 ini harus tutup lantaran kebangkrutan yang dikatakan kontroversial.
Nama Borgward dihidupkan kembali di abad 21 tepatnya pada 2015, sebagai mobil dipasarkan dan diproduksi di China.
Sayangnya, berita terbaru saat ini mengatakan bahwa Borgward kembali dinyatakan bangkrut pada 2022. Di mana sebelumnya brand blasteran ini berhasil menjual crossover bensin BX3, BX5, BX6 dan BX7 termasuk BX7 EV dengan sangat baik. Penjualan memuncak pada 2019 mencapai 55.000 unit, namun amblas tinggal 3.600 unit tahun lalu.
Dari 2016 hingga 2018, ‘Neo’ Borgward inipun menderita kerugian sebesar $564 juta bahkan diperkirakan lebih dari itu. Automotive News Europe pun melaporkan perusahaan tersebut dinyatakan bangkrut dan kini sedang berusaha mendapatkan persetujuan pengadilan untuk menjual sisa asetnya.
Seperti dilaporkan motor1.com, Borgward Group AG secara teknis berbasis di Stuttgart, Jerman, tetapi semua manufaktur dilakukan di China dan hanya dijajakan di negeri Tirai Bambu itu. Memang ada upaya untuk menghadirkan merek ini di luar Tiongkok seperti Eropa ataupun kawasan lain, tetapi tidak pernah berhasil.
Pandemi Covid-19 dinilai sebagai salah satu pemicu dan menjadi pukulan yang terlalu besar bagi pembuat mobil yang baru lahir dan rapuh.
Dalam catatan, perusahan induknya, Beiqi Foton Motor diketahui telah menjual 67 persen saham Bogward ke Ucar, sebuah perusahaan transportasi online dan penyewaan mobil di China. Penjualan pun sempat mengingkat namun langsung ambruk ketika pandemi datang.
Ketika Borgward dihidupkan kembali dari kematian, mereka merencanakan untuk menjual 800.000 unit per tahun pada tahun 2020, tetapi itu jelas hal itu tidak pernah terjadi.
Sebelumnya, nama Bogward justru pernah harum di Indonesia. Pabrikan ini mendirikan pabrik perakitannya di Surabaya dengan nama PT Udatin.
Kiprah di tanah air mulai pada 1955 dengan Bogward Isabella sedan dan station wagon, serta Bogward Truck. Pasar di tanah air pun menyambutnya dengan baik dan mengalami kesuksesan dalam penjualan.
Bahkan penulis sejarah Horst Henry Geerken mengatakan bahwa sepertempat mobil yang dijual di Indonesia pada rentang waktu 1955-1963 adalah merk Borgward. Dan kabarnya semua Bogward yang dijajakan di Australia sebagian besar adalah rakitan Indonesia.
Kebangkrutannya di Brehmen pun berdampak pada Borgward di Indonesia. PT Udatin pun kemudian diambil alih untuk merakit Holden.
Walau demikian proses produksi masih berjalan hingga 1963, bahkan salah satu sumber pencatat sejarah yakni Horst Henry Geerken, aktivitas produksi Borgward berlanjut hingga 1970. PT Udatin pun masih memproduksi onderdil Borgward dan dikirimkan ke seluruh penjuru dunia termasuk Jerman Barat hingga 1980-an akhir.
Markondez