Kita kenal lampu sein secara luas punya sinar berwarna kuning atau jingga. Namun sebelum tahun 50-an, semua lampu sein menggunakan warna merah, sama dengan yang digunakan pada lampu belakang atau tail light. Diketahui bahwa pabrikan Eropa seperti Mercedes-Benz ataupun Rover dari Inggris menjadi pelopor pengguna warna orange atau jingga pada lampu sein. Alasan penggunaan warna ini cukup masuk akal, yakni ingin membedakan antara lampu sein dan lampu belakang.
Berdasar penelitian yang dilakukan pada 1960, menyatakan bahwa sinar yang dihasilkan oleh warna jingga lebih cepat ditangkap oleh mata dibandingkan warna merah. Hal ini yang kemudian menjadi sebab banyak pabrikan terutama di Eropa beralih ke warna lampu ini . Anehnya pabrikan dari Amerika Serikat seolah tidak bereaksi dengan hasil penelitian ini dan terus menggunakan pola warna lampu merah.
Pada tahun 2008, sebuah studi yang dilakukan oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) di AS menguatkan bahwa lampu sein berwarna jingga lebih mudah ditangkap oleh mata hingga 28% dibandingkan lampu merah. Lebih jauh lagi, pada 2009 NHTSA memberikan rekomendasi bahwa lampu dengan warna tersebut, lebih baik digunakan pada lampu sein dibandingkan dengan warna merah.