Mungkin orang Jepang akan mengenyitkan dahi ketika ditanya tentang Bemo. Bisa dikatakan bahwa mereka hampir tidak mengenali nama tersebut. Nama Bemo hanya dikenal di Indonesia yang berasal dari singkatan 'Becak Motor'.
Nama aslinya adalah Daihatsu Midget dan mulai masuk ke Indonesia pada 1962 sebagai kendaraan angkutan atlet-atlet yang berlaga di Ganefo dan Asian Games di Jakarta. Sejak awal dikenalkan, nama Midget seolah tidak pernah berkibar di ranah publik. Sementara nama Bemo sedemikan harus dan tersohor. Segala sesuatunya dikarenakan sejak pertama kali dikenalkan pengimpor kendaraan yang masuk salah satu kategori kei-car ini yakni PT Pabrik Diesel dan Traktor langsung melabelinya sebagai Daihatsu Bemo.
Model yang masuk ke Indonesia merupakan generasi pertama Midget dengan kode MP5. Model ini merupakan varian pamungkas dari generasi pertama yang sudah dikenalkan sejak 1957.
Setelah event Ganefo dan Asian Games 1962 selesai, Bemo akhirnya digunakan untuk transportasi umum. Kinerjanya sebagai alat transportasi massal, saat itu dinilai cukup menggembirakan karena mampu menjangkau jalan-jalan sempit perkotaan Jakarta, selain itu mampu mengangkut penumpang cukup banyak.
Seiring dengan rencana pemerintah kota Jakarta untuk menghapus becak, Bemo dipandang sebagai jenis transportasi yang ideal. Sehingga di bawah kebijakan Sumarno, Gubernur Jakarta saat itu jumahnya pun ditambah hingga 1.500 unit.
Sayang, kemesraan Jakarta dengan si roda tiga ini tak berumur panjang. Perencanaan yang kurang matang justru membuat Bemo sebagai biang macet dan pada 1971 kendaraan yang pernah digunakan sebagai kendaraan operasional di pabrik Boeing dan Lookheed ini, harus rela menyingkir ke tepian kota, seperti Mangga Dua, Bendungan Hilir, Karet, Buaran, Manggarai, dan Grogol. Metromini dan bus kota, jadi kendaraan penggantinya.
Kendati demikian, keberadaan Becak Motor ini mampu bertahan hingga puluhan tahun ke depan dan benar-benar rampung pada 2017 silam, berganti kendaraan lain yang lebih ramah lingkungan.