Diresmikannya Perpres Mobil Listrik tentunya mendorong kehadiran moda transportasi hemat energi ini untuk segera masuk dan bisa dinikmati masyrakat luas. Meski begitu, jika mau dilihat dari harga jual kendaraannya saja, sebenarnya mobil listrik dibanderol lebih mahal dibanding mobil konvensional alias internal combustion engine (ICE).
Hal ini diakui oleh Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin, Putu Juli Ardika. "Harga dasarnya (mobil listrik) tidak begitu mahal, masih affordable lah. Jadi memang lebih mahal sedikit," terang Putu.
Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan pihak pemerintah yang dalam hal ini direpresentasikan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Harjanto yang menjelaskan kalau nantinya mobil listrik murni yang berbasiskan baterai (BEV, Battery Electric Vehicle), akan dibanderol lebih mahal jika dibandingkan dengan mobil hybrid misalnya. "Kalau sekarang, makin besar baterainya ya makin mahal," ucapnya.
"Masyarakat perlu tahu kalau pakai ICE itu segini (biayanya), kalau hybrid segini, plug-in segini. Itu semua kan ada kajiannya dan kita akan coba sosialisasikan," tutupnya.