Presiden Joko Widodo dikabarkan akhirnya menandatangani Perpres Mobil Listrik pada Senin, 5 Agustus 2019 lalu. Hal ini tentu menjadi sinyal positif bagi para pelaku industri otomotif dalam negeri yang mulai mengambil ancang-ancang untuk menghadirkan kendaraan listrik di Tanah Air.
Meski lampu hijau sudah diberikan untuk kendaraan ramah lingkungan di Indonesia, nyatanya sang pemimpin pasar, Toyota memilih untuk menunggu. "Tanggapan kami positif tentang berita ini. Namun kami masih menunggu detil dan isi peraturan nya sendiri seperti apa," ujar Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy saat dihubungi OtoDriver (8/8).
Dia menerangkan kalau pihaknya masih mau menunggu dan mempelajari detail dari Perpres ini. Hal-hal seperti waktu implementasi, kategori, aturan turuanan sampai petunjuk pelaksaan dari kebijakan ini diharapkan akan segera keluar dan dapat menjadi rujukan dalam waktu dekat.
"Intinya Toyota punya line up dan teknologi lengkap untuk produk elektrifikasi. Kita akan coba menyesuaikan produk maupun produksi lokal yg sesuai dengan kondisi di indonesia dan juga aturan terkait," tambah Anton lagi.
Sama dengan "Si Kakak", Daihatsu juga tidak mau terburu-buru. Mereka bahkan menilai perlunya pengembangan industri pendukung terlebih dahulu.
"Industri pendukung, kata Pak Jokowi, kan harus disiapkan. Terutama pabrik baterai. Terus daya beli (masyarakat) bagaimana? Harga mobil listrik itu lebih mahal 40 perse, lho," terang Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra kala dihubungi di waktu terpisah.
Baik Toyota maupun Daihatsu sudah tampak menunjukkan kesiapannya menyambut era mobil listrik di tanah air. Masih jelas dalam ingatan kita pada GIIAS 2019 lalu dua pabrikan ini gencar memamerkan produk hybrid yang cukup menyita perhatian.