Deretan pereli truk asal Belanda mulai bertumbangan di ajang reli terganas dunia, Dakar Rally 2019 yang mulai pekan ini berlangsung di Peru. Dua dari delapan tim balap truk asal Belanda bertumbangan, masing-masing dari tim truk Renault dan DAF karena kendala teknis hingga menyisakan delapan tim saja.
Mengutip situs De Telegraaf, pada awal sesi balapan tahap ketiga menuju Arequipa di Peru, tim Mammoet Rallysport yang terdiri dari Martin van den Brink, Wouter de Graaff dan Mitchel van den Brink mengakhiri pertempuran kemarin pagi. Di balapan tahap pertama, tim DAF dengan William de Groot sudah lebih dulu cabut dari balapan.
Bos tim Harskamper, Van den Brink mengatakan, truknya mengalami masalah teknis. Inkjektor tiba-tiba rusak dan membuat truk mendadak kehilangan tenga. "Itu membuat kami terjebak di bukit pasir yang curam dan kemudian memicu terjadinya head roll," kata Van den Brink. Untungnya, pembalap dan navigator tim ini selamat meski ketiganya berulang-ulang menerjang gundukan di balapan tahap kedua.
Rekan setimnya Janus van Kasteren, yang menyelesaikan tahapan ke-17, dengan cepat mengembalikan Renault ke jalurnya. Kelanjutan balapan di tahap kedua adalah siksaan bagi Van den Brink. "Dengan kondisi serba kekurangan tenaga, kamu tidak bisa melewati pasir lembut di Peru," ungkapnya.
Van Kasteren sekarang adalah satu-satunya pembalap Mammoet Rallysport. De Veldhovenaar berada di urutan 17 dalam klasifikasi umum. Tim William de Groot dari Hedel juga berharap dapat memulai balapan lagi setelah hari istirahat, setelah pendaratan yang tidak sempurna di gundukan tanah menyebabkan kerusakan pada truk DAF-nya selama balapan tahap pertama. Truk ini mengalami kerusakan pada v-belt dan kebocoran pada cairan pendingin.
Setibanya di Pisco bivak, tubrukan truk dengan pasir terbukti memicu banyak masalah. "Pekerjaan satu tahun hilang dalam setengah jam," sebut De Groot yang di balapan ini mengandalkan navigator Ben van de Laar dan mekanik Bert van Valkenburg.