Toyota Avanza menunjukkan diri sebagai mobil paling favorit di Indonesia dalam 16 tahun terakhir. Dalam kurun waktu kurang dari dua dekade catatan angka penjualan mobil keluarga ini menyentuh angka 1,8 juta unit, naik sekitar 100 ribu unit banding setahun silam.
Ini berarti kalau mau dipukul rata setiap tahunnya, lebih dari 100 ribu unit Toyota Avanza diproduksi dan dikirimkan ke konsumen. Jika melihat pasar otomotif lokal yang dalam setahun 'baru' bisa menjual 1 juta unit mobil, Toyota Avanza mengambil porsi sekitar 10 persen.
Capain ini bisa dibilang impresif di kala kondisi pasar otomotif yang kurang kondusif setahun belakangan. Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy menjelaskan di tengah penurunan permintaan pasar yang mencapai 11,1 persen di segmen low MPV, Toyota Avanza masih menunjukkan kenaikan angka penjualan mencapai 6,9 persen dibanding setahun silam.
“Toyota Avanza lahir dari upaya Toyota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan the real 7-seater MPV dengan DNA yang handal dan tangguh. Kami bersyukur hingga di usianya ke-16 tahun ini, Avanza senantiasa mampu memenuhi ekspektasi dan kebutuhan masyarakat Indonesia," tutur Anton dalam keterangan resmi yang masuk ke meja redaksi.
(Baca juga: 8 Ribu Unit Avanza Terjual Selama Oktober 2019)
Melihat ke belakang, 11 Desember 2003 adalah kali pertama Toyota Avanza dipamerkan ke publik. Masuk ke pasar sebulan kemudian, catatan penjualan lebih dari 43 ribu unit langsung dibukukan.
Sejak awal, Toyota Avanza dirancang sebagai kendaraan serba guna (multi purpose vehicle--MPV) yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan dan mendukung berbagai macam aktivitas masyarakat Indonesia. Tiga karakteristik utamanya; ground clearance yang ideal, mesin yang irit dan bertenaga, serta penggunaan sistem penggerak roda belakang (RWD) boleh dibilang jadi kunci utama Toyota Avanza mendapat gelar 'mobil sejuta umat'.
Anton yang turut menjadi saksi sekaligus orang di balik lahirnya Toyota Avanza menilai kalau mobil ini yang bahkan menghidupkan segmen --yang sekarang kita kenal sebagai-- low MPV. “Pasar low MPV berkembang sangat pesat semenjak Avanza muncul. Satu tahun sebelum Avanza muncul, pasar low MPV hanya berkisar 5 ribuan unit. Namun setelah Avanza muncul pasar low MPV naik tajam mendekati 80 ribu unit pada akhir tahun 2004," ceritanya
Puncaknya, Toyota Avanza sempat mencatatkan angka penjualan lebih dari 200 ribu unit sepanjang tahun 2013. Pada tahun itu juga, tepatnya bulan Maret 2013, Toyota Avanza masuk daftar MURI untuk kategori 'pencapaian penjualan 1 juta unit tercepat untuk semua kategori mobil'.
Foto: Toyota Astra Motor
Senantiasa Berkembang
Salah satu kunci bertahan di pasar dalam periode waktu yang lama bagi Toyota Avanza adalah lewat peningkatan pada performa, kenyamanan, fitur safety dan tampilan Avanza untuk mengikuti dinamika perubahan ekspektasi dan kebutuhan. Di saat yang bersamaan identitas dan karakter kunci tetap dipertahankan. Tercatat selama 16 tahun masa hidupnya, generasi kedua Toyota Avanza dihadirkan pada 2011 dan menyusul hadirnya Grand New Avanza-Veloz selang empat tahun kemudian, tahun 2015.
Awal tahun 2019 kemarin Avanza-Veloz kembali bersolek dengan tampilan serba baru. Tampilan New Avanza menjadi lebih modern dan tampilan New Veloz menjadi lebih stylish. Selain itu, Toyota juga meningkatkan level kenyamanan pada New Avanza dan New Veloz dengan menambahkan peredam suara di beberapa bagian mobil sehingga tingkat kebisingan yang masuk ke dalam kabin mobil dapat berkurang secara signifikan.
(Jangan lupa mampir: GALERI: Toyota New Avanza 2019)
“Kami bersyukur berbagai bentuk improvement yang kami lakukan dapat senantiasa memenuhi ekspektasi dan kebutuhan pelanggan yang kian dinamis. Berbagai masukan yang diberikan oleh pelanggan setia Avanza, memberikan dorongan bagi kami untuk senantiasa meningkatkan performa Avanza baik dari sisi durability, kenyamanan, dan keamanan. Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh para pelanggan, sehingga menjadikan Avanza sebagai MPV paling laris saat ini,” tambah Executive General Manager TAM, Fransiscus Soerjopranoto menutup cerita.