Belakangan marak beredar kecelakaan yang terjadi di jalanan curam dengan sudut elevasi yang ekstrem. Begitu kerapnya terjadi peristiwa di rute yang sama, hingga warga sekitar selalu mengaitkan dengan isu mistis.
Sejatinya ada penjelasan ilmiah soal penyebab kecelakaan yang sering merenggut nyawa tersebut. Perlu diketahui bahwa tidak ada kasus rem blong yang terjadi tiba-tiba, karena rem tidak bekerja maksimal adalah akibat dari sebab yang dilakukan oleh pengemudi. Salah satu faktornya adalah kemampuan rem yang berkurang akibat suhu kerja komponen melewati batas normal, dan tentu ada pemicu lain seperti kondisi mobil yang kurang prima hingga kondisi pengemudi yang tidak fit.
Berusaha memberikan panduan untuk pengemudi yang berencana atau bahkan kerap melewati rute ekstrem, berikut tips yang dikemukakan oleh Reza Hardian, Instruktur DeID (Defensive Indonesia):
1. Persiapan kendaraan
Mempersiapkan mobil sebelum jalan sebenarnya diatur dalam undang-undang, pengemudi wajib memastikan kendaraannya aman, termasuk pengetahuan soal teknologi yang ada di kendaraannya.
Contohnya adalah teknologi ABS, apakah prosedur awal yang dilakukan pemilik mobil sudah benar dengan menunggu lampu ABS mati terlebih dahulu. Cukup penting untuk dipahami juga kesadaran pengemudi bahwa ada vibrasi pada rem yang menggunakan ABS jika diinjak 100%.
Pengemudi juga harus paham bahwa titik pengereman dipengaruhi oleh berat kendaraan dan sistem mekanikal rem yang digunakan pada mobil yang Anda miliki. Hal ini cukup sulit karena pemilik wajib mengerti karakteristik mobil yang dimiliki, antara rem cakram pada keempat rodanya atau kombinasi antara cakram di roda depan dan tromol di belakang.
Satu hal yang paling jarang dilakukan pengemudi adalah mencoba rem ketika hendak berkendara. Usahakan untuk mencoba terlebih dahulu untuk mengetahui kinerja rem mobil Anda antara normal atau perlu perbaikan.
2. Persiapan pengemudi
Tak hanya mobil yang perlu persiapan, orang di balik kemudi pun membutuhkan persiapan yang matang. Sebagai pengemudi wajib memahami kondisi diri dan memastikan siap mengemudi dengan rute berikut situasi perjalanan yang telah ditentukan.
3. Perhatikan rambu lalu lintas
Saat mengemudi ada baiknya untuk tidak lupa memperhatikan rambu lalu lintas sepanjang perjalanan. Saat sampai di rute yang ekstrem dapat dipastikan ada petunjuk mengenai jalur yang akan dilewati lewat rambu-rambu tersebut dan sudah mendapatkan informasi mengenai jalanan lewat rambu, kondisi kendaraan, dan kemampuan pribadi.
4. Amati arus lalu lintas
Setelah melakukan identifikasi di atas, buatlah perencanaan dalam melewati jalanan curam tersebut dan siapkan antisipasi untuk menghadapi jalan menanjak yang pasti ada setelah jalan menurun tadi.
5. Manfaatkan engine brake
Sistem rem yang bekerja dengan memanfaatkan gesekan antara sepatu rem dan piringan disebut dengan sistem berfriksi, rem parkir termasuk ke dalam sistem ini. Sistem rem non friksi bekerja tanpa ada efek panas dan gesekan antar dua bidang diantaranya adalah engine brake atau pada kendaraan besar disebut exhaust brake.
Sistem rem berfriksi disarankan tidak digunakan terus menerus karena panas yang timbul akan berlebih dan berpotensi mengagalkan fungsi pengereman. Jika mobil Anda menggunakan transmisi otomatis, jangan menggunakan posisi D dan overdrive ON karena artinya pengemudi mengijinkan kendaraan untuk menggunakan transmisi 1, 2, dan seterusnya sehingga justru membuat mobil meluncur lebih kencang.
Silahkan tempatkan transmisi di gigi 2 atau 1 dan tetap pertahankan hingga menjumpai jalan menanjak. Jangan melakukan perpindahan transmisi di tengah-tengah kondisi jalan menurun, lakukan perpindahan sebelum melewatinya. Hal ini berlaku untuk mobil dengan transmisi otomatis maupun manual.
6. Jaga jarak dan kecepatan dengan kendaraan di depan
Aktifnya gigi rendah saat melewati jalan menurun curam diharapkan dapat menahan laju kendaraan dengan memanfaatkan rasio gir tinggi. Jika laju mobil dirasa masih terlalu kencang, silahkan gunakan rem secara progresif.
7. Jangan menyalip
Sangat disarankan untuk tidak menyalip saat kondisi jalanan ekstrem. Pertama, akan berbahaya karena jarak pandang terbatas. Kedua, dalam aturan lalu lintas biasanya terdapat rambu dilarang menyalip dan marka jalan dapat dipastikan ada garis lurus tidak terputus, dipastikan jika Anda menyalip berarti melanggar rambu lalu lintas dan marka jalan.
8. Jangan matikan mesin
Salah satu hal yang sangat dilarang adalah mematikan mesin. Alasan utamanya karena saat mesin mati engine brake tidak bekerja, pun begitu sistem booster remnya membuat pedal rem jadi berat saat diinjak. Jika alasan melakukan hal ini agar hemat, dapat dipastikan alih-alih membuat konsumsi bahan bakar irit melainkan justru boros nyawa bagi pengemudi maupun penumpangnya.