Melanjutkan sport coupe yang setahun lalu diluncurkan Audi yakni TT generasi terbaru, akhirnya di pertengahan 2016 merek asal Jerman itu kembali meluncurkan varian yang lebih bertenaga.
Adalah Audi TTS yang kini membopong mesin 2.000 cc dan output tenaga lebih besar kian membuat OtoDriver penasaran. Beruntung kami dapat kesempatan mengenal mobil rupawan ini di kantor pusat Audi Indonesia, Jakarta Selatan.
Memang hanya sekedar impresi saja, saat membawanya pun hanya di area kompleks Indomobil tapi terasa puas untuk mengenal TTS. Dengan dimensi yang terbilang ringkas untuk sebuah sport car kami lebih senang menyebutnya sebagai mobil yang cantik ketimbang tampan.
Mempertahankan jati diri keluarga Audi TT
Tapi bukan berarti TTS tak punya aura galak, lampu depannya yang masih sama seperti TT seolah memadukan karakter kuat nan futuristik. Apalagi lampu LED nya saat mode siang alias DRL membetuk pola garis L yang terlihat keren.
Identitas darah Eropa juga tetap hadir dari grill ekstra besar, walau hal ini sangat tak asing karena juga sudah ada di varian TT. Seperti keluarga besar TT terdahulu, ia masih menurunkan kemampuan memikat pandangan siapapun yang melihat lekuk bodi keseluruhannya.
Mempertahankan atap yang membulat ia diklaim mendukung tingkat aerodinamika dengan baik walau sekali lagi ia tetap terlihat cantik. Apalagi unit yang kami jajal adalah warna hitam bernama Brilliant black yang kian menambah nilai anggunnya.
Pelek 19 inci dikawal empat piringan cakram ekstra besar
Dengan pelek lingkar 19 inci berdesain palang lima, TTS tetap terlihat wibawa jika mengantarkan pengemudinya ke pesta dan tetap oke untuk diajak sekedar show off. Bukan sekedar keren di luar, ternyata di dalamnya mampu memikat hati pengemudinya juga.
Bukan karena interiornya yang memang dilengkapi sepasang jok semi bucket, tapi panel indikatornya yang terbilang canggih. Audi menyebutnya dengan nama Virtual Cockpit yang menggusur semua indikator bermekanisme kabel maupun analog.
Sebagai gantinya, di depan setir TTS kini terpampang layar monitor yang akan menyala untuk menyajikan bermacam-macam informasi. Mulai dari takometer di sebelah kiri dan spidometer dengan angka mentok di 300 kilometer per jam di sisi kanan, sampai info jumlah sisa bahan bakar di tangki sangat informatif penyajiannya.
Sangat mudah mengetahui berbagai informasi sampai hiburan
Bahkan jika takometer dan spidometer terasa terlalu kecil di mata Anda, keduanya juga bisa diubah ke ukuran lebih besar. Di antara dua indikator tersebut pengemudi juga dimungkinkan membuka peta berbasis GPS untuk memandu ke tujuan perjalanan. Dengan begitu tentunya ia tak membuat leher lekas pegal seperti mobil kebanyakan.
Belum lagi ada fitur indikator tekanan angin keempat ban yang berguna memberi info jika salah satu diantaranya kurang angin. Bukan cuma penunjuk tekanan angin, dengan visual 4 dimensi di beberapa menu lainnya, Virtual Cockpit membuat pengemudi serasa mengemudikan mobil masa depan.
Asyiknya itu semua bisa diatur pengemudi dari tombol-tombol yang ada di setir. Terlalu lama mengutak-atik Virtual Cockpit membuat OtoDriver hampir kelupaan mengulik bagian lain di interior.
Saat mundur seketika panel indikator berubah jadi monitor kamera belakang
Pada dasarnya TTS memberikan impresi posisi mengemudi khas sport car Eropa. Jok mirip yang ada di mobil balap terbungkus rapih dengan kulit warna gelap yang menguatkan hawa "racing".
Melongok kebelakang ternyata ada jok juga yang membuat kami penasaran seperti apa rasanya duduk disitu. Jangankan duduk, akses masuk kabin belakangnya saja terasa sulit, setelah jok depan ditekuk habis plus dimajukan dengan sistem elektrik yang prosesnya terasa lama.
OtoDriver yang ukuran badannya tergolong slim saja agak bingung mau pakai gaya apa untuk melewati celah dari jok depan yang sudah terlipat. Begitu sudah di kabin belakang ternyata rasanya jauh dari nyaman untuk kami yang punya tinggi 170 cm.
Bangku belakang ini sepertinya lebih cocok untuk diduduki anak-anak usia 10 tahunan dari pada orang dewasa. Hal itu juga semakin pas dengan hadirnya beragam fitur pendukung yang diberi Audi di kabin belakang ini, mulai dari sabuk pengaman sampai tersebarnya tether untuk memasang kursi balita.
Ban serep ada dibawah lantai bagasi
Tak mau berlama-lama, kami OtoDriver pun kembali ke bangku pengemudi untuk merasakan dapur pacunya. Tapi sekali lagi kami harus menerima kenyataan bahwa area test yang sangat terbatas hanya bisa dipakai untuk memacu TTS kurang dari 20 km per jam.
Andai TTS yang bersama kami ini ada plat nomernya mungkin lecutan mesin 2.000 cc turbo dengan teknologi TFSI bisa kami rasakan di jalanan. Apa daya, kami pun hanya bisa geber-geber gasnya saja. Ternyata lengkingannya sangat merdu seperti selayaknya sport car sejati.
Posisi mengemudi, setir dan jok memberikan sensasi ala mobil balap
Dari brosurnya, tertulis TTS bisa menghasilkan daya sampai 310 dk dan torsi puncak 380 Nm. Angka yang terbilang besar dari mesin 2.000 cc turbo. Hasil racikan insinyur Audi di Jerman pun membuat mobil dengan blok dan kepala silinder alumunium ini mematok redline tachometer di angka 6.700 Rpm. Dengan tenaga sebesar itu, penggerak 4 roda dan hadirnya launch control, Audi TTS diklaim bisa menuntaskan 0-100 km/jam tak sampai 5 detik.
Saat dibawa berlari kecang harusnya ia juga punya pengendalian yang baik karena Audi menggunakan material aluminium campuran pada struktur rangkanya ditambah sayap di bagasi belakang yang akan terbuka ke atas jika menyentuh kecepatan 130 km per jam. Mobil ini juga diklaim punya hambatan angin yang terbilang rendah saat sayapnya terlipat.
Mudah dikendalikan di area sempit, tak ada karakter tenaga yang liar
Dengan dimensinya yang ringkas, membawa TTS di area parkir yang penuh belokan dan sempit tak terasa sulit. TTS yang dimensinya lebih kecil dari sebuah Honda Brio terasa mudah saja melibas beragam tanjakan curam khas parkiran gedung.
Akselarasi mobil bertransmisi otomatik 6 percepatan ini juga tergolong tidak liar. Apalagi dengan kawalan empat rem cakram besar membuatnya enak bermanuver deselerasi.
Tapi tentunya kemampuan maksimal mobil ini baru akan terasa di jalan raya. Semoga saja nantinya Audi Indonesia memiliki unit tes untuk kami review lengkap.
Kesimpulan
Memang siapa orang yang membeli sebuah sport car coupe untuk membawa serta anaknya untuk duduk di bangku belakang. Maka ketidaknyamanan bangku belakang TTS masih tergolong lumrah karena kenikmatan mengemudi generasi Audi TT benar-benar diimprovisasi dengan sukses dalam TTS ini. Dengan desainnya yang cantik dan modern tentunya TTS layak untuk menambah koleksi mereka yang hobi akan sport car. Tapi bukan berarti TTS tak layak untuk jadi sport car pertama untuk yang baru mencoba "main" segmen ini.
Kelebihan:
- Tampilan eksterior menarik
- Fitur lengkap dan canggih
- Manuver di tempat sempit tergolong mudah
Kelemahan:
- Penyetelan elektris jok depan terasa lambat
- Kabin belakang tak cocok untuk orang dewasa
- Ground clearance cukup rendah
SPESIFIKASI:
Audi TTS
Harga: Rp 1,825 miliar
Kapasitas Mesin: 2.000 cc 4 silinder segaris
Tenaga maksimum: 310 dk
Torsi maksimum: 380 Nm
Transmisi: Otomatik 6-Speed S-Tronic
Penggerak: All Wheel Drive
Foto tambahan
Sangat mudah melahap tanjakan curam
Diuntungkan dengan wheelbase yang ringkas
Spidometer dan takometer bisa diperbesar ukurannya
Mesin punya potensi tenaga yang sangat kuat
Dasbor menggunakan material semacam karet yang kuat, sangat mewah
Bangku belakang sangat mendukung penumpang anak-anak
Postur langsing saja masih jauh dari nyaman duduk di bangku belakang
Kaca frameless dipertahankan sebagai salah satu "syarat" sportcar tulen
Sayap bisa membuka dengan cara manual tanpa menunggu 130 km/jam