OTODRIVER - Bertolak dari Hannover, Jerman, pada tanggal 1 Jui 2025, Rainer Zietlow memulai keliling dunia dengan mengendarai VW ID Buzz yang diperkirakan akan memakan waktu selama 8 bulan.
Bagi Rainer, perjalanan petualangan kali ini bukan pertama kalinya. Bukan pertama kalinya juga ia mengandalkan produk VW.
Pendiri Challenge4 GmbH itu juga pernah mengunjungi Indonesia dalam satu ekspedisi di tahun 2012 saat mengemudikan ekspedisi dari Melbourne (Australia) menuju St. Petersburg (Rusia) bersama VW Touareg dan sempat melintas wilayah NTT, hingga ke Provinsi Riau sebelum berlanjut ke Malaysia.
Kali ini, pria yang pertama kali menjejakan kaki di Jakarta tahun 1992 itu menjalankan misi kampanye mobilitas masa depan untuk hari ini.
“Saya mengemudikan mobil yang standar, kalaupun ada yang berbeda hanya karena ada beberapa bangku belakang saya lepas untuk tempat istirahat dan untuk menampung perbekalan dan peralatan teknis, selebihnya sama dengan produk yang dijual,” ungkap Reiner, ditemui langsung pekan ini (28/10).
Indonesia sendiri menjadi salah satu destinasi penting dalam perjalanan ID. BUZZ World Tour untuk kawasan Asia Tenggara. Ekspedisi ini masuk Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, karena VW ID Buzz dikirim lewat jalur laut usai melintasi Malaysia dan Singapura.
Perjalanan lanjutan akan melewati Semarang, Surabaya, hingga ke pulau Bali.
“Saya tidak pernah merasa bosan selama di perjalanan, karena setiap waktu saya juga membuat dokumentasi lokal setempat dan eksplorasi akan banyak hal,” jabar Reiner lagi.
Tak lupa ia menyebutkan bahwa rata-rata dalam sehari ia akan mengemudi selama 12 jam, kadang bergantian dengan anggota ekspedisinya.
Adaptasi situasi dan kondisi perjalanan
Saat ditanyakan kepadanya soal adaptasi atas kondisi lalu lintas maupun medan jalan yang berbeda-beda sejak perjalan dari Eropa, Reiner menyebutkan kalau ia memang melakukan observasi sebelum perjalanan untuk memetakan rute perjalanan memungkinkan dijalani dari segi teknis maupun non teknis.
Dicontohkannya, ia tak bisa masuk wilayah Iran karena persoalan administratif. Begitu pula dengan area Jepang yang membutuhkan biaya akreditasi melintas bagi kendaraan non pelat nomor Jepang yang dirasa sangat mahal.
“Selebihnya saya mengemudi secara normal, mengamati pola lalu lintas wilayah setempat, dan menjalankan mobil dengan kecepatan yang wajar. Jangan lupa, saya mengemudikan kendaraan dengan setrir kiri,” senyumnya.
Hanya saja untuk wilayah Indonesia, khususnya Jakarta Reiner memang perlu lebih waspada dengan keberadaan motor yang disebutkannya bertambah banyak saja dari setiap kali kunjungan terakhirnya di Indonesia.
Wilayah Tiongkok, disebutkannya sempat agak merepotkannya saat hendak isi ulang daya listrik. Karena di seantero negara itu soket isi ulang daya listriknya bertipe GB/T, ”Untung saya juga bawa colokan converter, dan mengisi daya di dealer VW yang ada di sana.”
VW ID Buzz yang bermotor 210 kW dan diperkuat baterai 91 kWh punya peranti penghubung ke unit pengisi daya listrik berstandar Type 2 (AC) dan CCS2 (DC). Jika memakai opsi fast charging hingga 200 kW akan bisa isi daya 10–80 persen dalam waktu 30 menit. (EW)









