OTODRIVER - Toyota merupakan salah satu pabrikan dunia yang relatif terlambat memasuki ajang persaingan mobil Listrik. Salah satu sebab ‘keterlambatan’ itu dikarenakan mereka percaya bahwa mobil full listrik bukan satu-satunya cara untuk mencapai zero emission.
Bahkan pada perkembangannya, The Three Ovals berpendapat bahwa mesin pembakaran internal masih bisa bertahan dengan beralih ke hidrogen.
Seperti dilansir Autocar, Manajer Gazoo Racing Masahito Watanabe mengatakan bahwa jajaran mobil yang seluruhnya menggunakan baterai bukanlah tujuan akhir karena emisi nol dapat juga dicapai dengan hidrogen.
“Kami masih menganggap mesin pembakaran internal memiliki beberapa potensi dalam hal ini kami tentu akan berusaha mematuhi semua aturan yang berlaku sesuai wilayah di masing-masing negara,” ujarnya. “Namun kami tidak mau menyerah. Ini belum berakhir, karena jika Anda melihat mesin pembakaran internal, masih ada pembakaran hidrogen yang bisa menjadi bagian dari jajaran produk tanpa emisi, jadi saya rasa hal itu akan terus berlanjut,” lanjutnya.
Namun, Watanabe mengakui bahwa ada kendala besar berkenaan dengan infrastruktur pengisian daya hidrogen saat ini. Ia tak menutup mata bahwa untuk mengisi bahan bakar hidrogen untuk saat ini jauh dari memadai. Mobil-mobil berbahan bakar hidrogen seperti Mirai menjadi sangat ekslusif untuk digunakan.
Walau demikian, Watanabe memiliki keyakinan adanya harapan untuk menjual secara luas mobil beremisi air ini, di mana negara-negara Eropa, Amerika dan Jepang mulai banyak stasiun pengisian BBM hidrogen.
Saat ini Toyota telah memiliki GR Yaris dan GR Corolla yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakarnya. Keduanya menggunakan mesin tiga silinder turbocharged yang dikonvesi untuk bisa mengkonsumsi hidrogen dan keduanya berhasil menunjukkan kinerja yang memuaskan. (SS)
