Pasar mobil bekas di Indonesia tengah dalam gejolak, karena beberapa kondisi belakangan ini namun tetap bergerak dinamis. Seperti disebutkan Delly Nugraha selaku Country Head Carsome Indonesia pada (9/4).
Gejolak pasar pertama disebabkan adanya potongan pajak. Di mana mulai Maret berlaku di mobil 1.500 cc ke bawah. Diikuti diskon pajak mobil di bawah 2.500 cc bulan ini.
Pengaruhnya cukup panjang. Karena berimbas pada calon pembeli mobil bekas, orang yang mau menjual mobil. Serta para pedagang mobkas.
"Pasar mobil bekas bergejolak setelah adanya diskon PPnBM. Sebagai pelaku usaha mobil bekas kami mengikuti mekanisme pasar, gejolak di market pada sisi harga. Mobil bekas coba bertransisi dengan pengaruh PPnBM. Harga cukup terpengaruh," urainya.
Lebih jauh kondisi ini dikarenakan para pemilik mobil ingin menjual dengan harga yang tinggi. Di sisi lain, pedagang menentukan harga jual sesuai dengan pertimbangan harga barunya.
Sementara pembeli mobkas, berharap adanya penurunan harga signifikan karena diskon di mobil baru. Hal ini yang patut diperhatikan 'pemain' mobkas.
Tapi secara umum, hadirnya diskon pajak menurut Delly justru meningkatkan permintaan mobkas.
"Di Carsome permintaan tumbuh secara postif. Sisi market mobil bekas, dampaknya positif. Terdorong lewat diskon mobil baru. Paling tinggi di bulan Maret, naik 35 persen yang mau jual mobil. Demand juga naik," ungkapnya.
Memasuki April 2021 ini, berdasarkan temuan Carsome Consumer Survey, kami mencatat ada lonjakan sebesar 64% pada minat masyarakat dalam membeli mobil bekas.
Gejolak selanjutnya adalah pelarangan mudik Lebaran 2021. "Soal larangan mudik belum tahu akan bagaimana. Saat ini gejolak pasar masih seputaran ppnbm. Tapi kami rasa tetap akan berpengaruh. Yang tadinya mau beli buat mudik, mungkin kan menahan pembeliannya," pungkas Delly.