Dalam upaya mencegah peredaran barang palsu yang beredar di pasaran, Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) bekerja sama dengan International Trademark Association (INTA) menggelar diskusi bertajuk “Penanggulangan Peredaran Produk Palsu / Ilegal Sebagai Upaya Perlindungan Konsumen di Indonesia” pada Kamis (15/11) di Jakarta. Isu pemalsuan oli khususnya, dianggap sebagai masalah yang cukup serius karena sangat merugikan konsumen.
Valentina Salmoiraghi selaku Anticounterfeiting Advisor Asia Pasific INTA mengungkapkan dalam kurun waktu 2 sampai 3 tahun terakhir terdapat peningkatan peredaran pelumas palsu di Indonesia. Bahkan pelaku pemalsuan oli menyasar kegiatan belanja online sebagai calon mangsanya.
“Dalam 2 sampai 3 tahun terakhir, anggota kami yang bergerak di industri pelumas mengamati adanya peningkatan peredaran pelumas palsu di platform e-commerce di Indonesia. Melalui forum ini kami juga dapat menjalin hubungan dan kerjasama dengan perwakilan Kepolisian Indonesia, Bea Cukai dan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual sebagaii otoritas yang bertanggung jawab atas penegakan Online dan Offline dalam melindungi konsumen dari bahaya pemalsuan di Indonesia,” ujar Valentina.
Permasalahan pemalsuan produk saat ini semakin kompleks. Kini peredaran produk palsu atau ilegal tak hanya terjadi di pasar konvensional namun juga melalui E-Commerce dan kanal penjualan online.
“Berkembangnya praktek E-dagang secara tidak langsung memperluas juga peredaran produk palsu kepada konsumen yang mana dilakukan oleh oknum-oknum pelanggar yang tidak memperhatikan keselamatan konsumen dan kualitas produk yang diperjualbelikan ke konsumen. Untuk itulah MIAP mengajak para pelaku sektor industri E-commerce untuk turut secara aktif mencegah peredaran barang palsu dengan menerapkan suatu sistem pencegahan terhadap mitra-mitra mereka demi mengutamakan kepentingan konsumen dan melindungi hak pemegang merek yang sah,” ujar Justisiari P Kusumah selaku ketua MIAP.
