Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menengarai ada tren naiknya angka kecelakaan pada moda transportasi darat belakangan ini, terutama yang melibatkan bus angkutan penumpang, baik bus antarkota maupun bus pariwisata. Berbagai kasus kecelakaan, terjadi amat fatal. Banyak penumpang yang cacat tetap atau meninggal dunia saat bus terguling saat kecelakaan terjadi.
Mengantisipasi hal itu, pihaknya mengusulkan agar industri karoseri bus meningkatkan standar keselamatan pada bus-bus yang diproduksinya. Salah satunya, dengan menyematkan fitur sabuk pengaman atau seat belt pada semua kursi penumpang.
“Terus terang kita prihatin soal ini. Perlu upaya terpadu untuk menekan angka kecelakaan khusus moda transportasi tersebut,” kata Soerjanto di sela menyaksikan demo Uji Guling Bus Berstandar Uni Eropa, ECE-R66 di Karoseri Laksana, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (4/5/2018).
Soerjanto menambahkan, dari berbagai kasus kecelakaan bus terguling di Indonesia akibat kecelakaan, korban meninggal amat banyak. “Kami ingin mendorong perusahaan karoseri agar memenuhi aspek keamanan ketika badan bus terguling. Aspek tersebut telah diadopsi di banyak negara," kata dia.
Karena itu, pihaknya mengapresiasi langkah Karoseri Laksana menghadirkan laboratorium uji guling bus berstandar internasional ini di karoserinya di Ungaran, Jawa Tengah, sebagai upaya serius produsen karoseri bus meningkatkan standar keselamatan dan kualitas produknya.
"Dengan melihat hasil uji tadi, semua penumpang jadilebih aman. Karena itu, bila perlu, ada regulasi wajib sabuk pengaman,” tegasnya.
Direktur Teknik Laksana Bus, Stefan Arman mengatakan, wahana riset Uji Guling Bus Standar Internasional UN ECE-R66 yang juga diterapkan di Uni Eropa ini merupakan hasil kerjasama riset antara karoserinya dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), KNKT dan Kementerian Perhubungan RI.