Reparasi, merupakan bagian yang agak sulit dipisahkan dari sebuah mobil tua atau mobil yang sudah mulai berumur, termasuk mobil bekas. Salah satu yang paling sering terdengar adalah masalah dengan sistem pendingin terlebih berkenaan dengan radiator.
Sebagian mobil uzur menggunakan radiator dengan bahan tembaga, namun mobil yang usianya lebih muda (mobil buatan tahun 90-an) mulai menggunakan radiator dari bahan almunium.
Salah satu ciri radiator almunium bawaan mobil adalah menggunakan kepala penutup (top tank) ataupun penutup bawah (bottom tank) dari bahan plastik. Kedua material ini punya kelemahan yakni getas dan rapuh waktu seiring pemakaian.
Beli radiator baru, tentu harus rela merogoh kocek lebih dalam dan biasanya banderol radiator almunium tak terlalu bersahabat dengan kantong. Jika hal itu jadi kendala, maka bisa ditawar dengan menggunakan cara mengganti top tank atau bottom tank dengan material bahan plastik. “Bagian ini banyak dijual, walau bukan merupakan produk orisinal,” lanjut penggemar rokok kretek ini.
“Top tank dan bottom tank plastik ‘generik’ ini merupakan solusi yang tak bisa lagi ditawar. Pilihannya adalah ganti radiator utuh atau gunakan sparepart berbahan plastik tersebut,” tegasnya.
“Banyak kejadian di mana bagian ini diganti dengan menggunakan bahan tembaga. Jangan sekali-kali menggunakan cara ini,karena akan membuat umur radiator menjadi lebih pendek. Hal ini disebabkan karena korosi yang disinyalir muncul karena reaksi logam almunium dan tembaga,” wantinya.
Di beberapa kasus yang Ujang temui, sebuah radiator yang diganti dengan cara tersebut rata-rata hanya berumur 6 bulan hingga 1 tahun saja, dan tidak bisa lagi direparasi. “Sedangkan jika dengan tutup berbahan plastik, umur pakainya hingga 4-5 tahun dan apabila terjadi getas lagi, kemungkinan radiator core (badan radiator) dapat digunakan kembali,”tutupnya.