Bus tuyul jadi julukan untuk bus medium berbasis engkel mikrobus atau truk seperti Mitsubishi Canter. Populasi bus ini banyak tersebar di Jawa Tengah atau Jawa Timur sebagai armada antarkota dalam provinsi.
Pekan lalu kami berkesempatan mencicipi sensasi bus tuyul PO Yudhistira yang punya rute Tegal-Bumiayu. Kami naik untuk rute jarak dekat, Slawi-Tegal.
Kami duduk di bangku paling depan. Impresi pertama yang ada di benak kami adalah 'serba mepet'. Yup, dengan tinggi 173 cm, lutut kami mepet ke dasbor. Nasib berbeda mungkin akan dialami penumpang di bangku yang lain.
Selain sempit, bunyi mesin juga nyaring terdengar. Maklum saja, dengan basis Mitsubishi Canter, posisi mesin di tengah membuat panas dan suaranya masuk ke kabin.
Untuk perjalanan jarak dekat, ongkosnya bersahabat, yakni Rp 2 ribu saja. Namun untuk rute terjauh, yakni Tegal-Bumiayu, besaran ongkosnya tergantung negosiasi kondekrur dan penumpang.
Seperti disampaikan Muhaimin, pengemudi bus Yudhistira. "Kalau anak sekolah dan jarak dekat ongkosnya Rp 2 ribu, tapi kalau rute terjauh tergantung nego. Bisa Rp 40 ribu atau Rp 50 ribu," katanya.
Muhaimin menambahkan penarikan ongkos tersebut memang tidak standar. Karena berbeda dari Jakarta yang memiliki ongkos fixed. Di pembayaran bus tuyul berbeda. "Penumpang jarak jauh juga lebih jarang. Kebanyakan memang jarak dekat saja," katanya.
Untuk waktu tempuhnya, kata Muhaimin jarak Tegal ke Bumiayu rata-rata memakan waktu 3 jam, plus ngetem. Sedangkan jika tanpa ngetem hanya butuh 2 jam saja. "Trayeknya Slawi, Margasari dan Prupuk," pungkasnya.