Saat ini, kebanyakan big bus di Indonesia tengah menggandrungi kaca depan model double glass tumpuk. Namun tak semua perusahaan otobus (PO) mengikuti trend tersebut. Ternyata ada plus dan minus dari penggunaan double glass tumpuk. Apa saja? Yuk, kita tengok.
Nilai plus pertama adalah dari sisi tampilan. Kesan gagah dan kokoh terlihat dari bagian depan bus double glass. Tampilan keseluruhan bodi pun menjadi lebih tinggi, walau pun memakai bodi bertinggi standar.
Keunggulan selanjutnya ada pada konstruksi tulangan bodi depan yang lebih kokoh. Karena terdapat 'tulangan' pada bagian tengah kaca. Sehingga saat terjadi benturan frontal, efeknya tidak langsung ke kabin penumpang.
Berlanjut ke nilai minus dari pengaplikasian double glass. Kita langsung sambung ke biaya perawatan yang lebih besar saat pergantian. Ini jika kedua kaca depan mengalami pecah.
Selain itu, perawatan komponen juga lebih rumit. Karena terdapat tiga bahkan empat buah wiper untuk membersihkan kaca bawah dan atas. Untuk mengecek kondisi wiper atas saja harus melepas 'topi' bus terlebih dulu.
Bagi penumpang, penggunaan kaca tumpuk juga mengurangi luas pandangan. Karena pandangan penumpang keluar terganggu panel 'topi' pembatas kaca.
Dengan nilai plus-minus yang ada di bus double glass. Saat ini trend tersebut memang tengah marak. Meski masih ada juga PO anyar yang tak menghadirkan double glass. Seperti bus PO Akas Mila berbodi Discovery DC 03 dari Laksana.