PT INKA (Persero) dikenal sebagai produsen kereta api di Indonesia. Namun sejatinya, perusahaan asal Madiun, Jawa Timur ini juga menghasilkan bus. Dan Senin (19/10) lalu, PT INKA kembali membuat gebrakan di segmen bus.
Pasalnya PT INKA (Persero) dikabarkan melakukan pengujian prototipe bus listrik ukuran medium di jalan umum di area Madiun dan di jalan tol Madiun–Caruban, Senin (19/10). Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk menguji performa bus listrik sebelum dilakukan produksi massal.
Dalam waktu dekat PT INKA (Persero) berencana memasarkan produk bus listrik E-INOBUS untuk pasar domestik seperti PT Transjakarta. Selain itu, E-INOBUS juga disiapkan untuk luar negeri seperti Democratic Republik of the Congo (DRC) yang juga tertarik dan telah mencoba produk ini pekan lalu.
E-INOBUS sebelumnya sudah melakukan uji landasan pada tanggal 13 Agustus 2020 lalu. Juga telah lulus uji dengan mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) kendaraan bermotor pada tanggal 10 September 2020 di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB).
Lewat rilisnya, pihak INKA menyatakan jika pemeliharaan bus listrik lebih efisien hingga 49 persen. Perbandingan pemeliharaan bus diesel dan bus listrik pernah disampaikan pada Maintenance Forum tahun 2018 di Serbia, dimana kedua bus dijalankan sejauh 250 km per hari. Hasil perbandingan biaya pemeliharaan, bus diesel membutuhkan 396 Euro (Rp 6,7 juta) dan bus listrik cukup 201 Euro (Rp 3,4 juta) saja.
Waktu yang diperlukan dalam pengisian daya sampai penuh diperlukan waktu 3-4 jam yang dapat menempuh jarak sekitar 200 km dan top speed 90 km/jam. Tingkat kebisingan pada E-INOBUS jauh lebih baik (rata–rata sebesar 71 dB) jika dibandingkan dengan bus diesel (rata–rata sebesar 85 dB).